SOLO, KOMPAS.com - Pakar Komunikasi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Andre Rahmanto berpendapat pertemuan Puan Maharani dengan Gibran yang terlihat santai dan cair bisa jadi membahas hal yang serius.
Puan sebelumnya bertemu dengan Gibran pada Minggu (3/9/2023), mulai dari sarapan soto, berada semobil hingga mendampingi kunjungan kerja (kunker) Puan di wilayah Solo Raya.
Andre menduga, pertemuan keduanya bisa saja membahas bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDI-P).
Nama Gibran belakangan masuk dalam bursa cawapres Ganjar dan juga Prabowo Subianto.
Baca juga: Siap Jadi Cawapres jika Ditugaskan, Gibran: Mbak Puan Beri Perintah Apa, Kita Jalankan
Namun, Gibran pernah menyatakan tidak akan maju sebagai cawapres salah satunya karena belum memenuhi syarat masalah umur. Gibran sekarang berusia 35 tahun.
Dalam aturan yang berlaku saat ini, usia paling rendah calon presiden atau calon wakil presiden adalah 40 tahun.
Meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) sedang menyidangkan perkara gugatan batas usia capres/cawapres minimal menjadi 35 tahun.
"Ya kalau melihat Mbak Puan pasti membawa misi PDI-P. Meyakini masih menunggu dari keputusan MK atas pengajuan bahan pembatasan usia. Ada kemungkinan cukup besar dari potensi yang dimiliki Mas Gibran. Dan saya yakin membahas soal itu," kata Andre, saat dihubungi, pada Senin (4/9/2023).
Andre meyakini, Gibran memiliki strategi untuk masa depan politiknya.
"Sebagai politisi, saya kira setiap peluang atau momentum pasti nanti akan dimanfaatkan dengan baik. Dan meskipun, nantinya masih menunggu. Pasti ada plan a, plan b, pasti sudah disiapkan. Ndak mungkin, sekadar menunggu," ujar dia.
Andre menilai, Gibran memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi cawapres.
Baca juga: Dapat Gantungan Kunci Upin Ipin Berwajah Gibran, Dico Pastikan Balas Keusilan Gibran
Akan tetapi, kata dia, target perolehan suara Gibran lebih menguntungkan jika berpasangan dengan Prabowo Subianto.
"Nah ini, sebenarnya kembali lagi ke Mas Gibran. Kalau sekarang masih kader PDI-P. Digabung dipasangkan capres dan cawapres sama-sama PDI-P, buat konstituen kurang tinggi. Tidak meraih suara dari segmen berbeda. Kuat di partainya sendiri. Artinya, hampir sama, meksipun ada relawanya," kata Andre.
"Peluang lebih besar ditarik ke Prabowo, akan lengkap dan saling menutup segmen yang diperlukan itu. Tapi, kembali lagi, keputusan ke Mas Gibran akhirnya. Tarik menarik akan lebih kuat setelah pemutusan oleh MK. Kalau mempertimbangkan suara tadi, secara hitungan Pak Prabowo akan lebih banyak," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.