SALATIGA, KOMPAS.com- Di lapangan yang tak terlalu luas, puluhan orang di tiga line memegang tiga bola besi berukuran sedang. Warnanya yang mengkilat, kontras dengan sebuah bola kecil yang berwarna hijau.
Dalam satu line yang dimainkan berpasangan, dua tim saling berhadapan untuk meraih poin dari gelindingan bola-bola besi tersebut.
Para pemain yang berada baris pertama mengincar bola kecil dengan serangan beruntun dengan berbagai posisi. Ada yang jongkok, dan ada pula yang berdiri.
Terdengar teriakan kepuasan saat bola besi mengenai sasaran. Meski lebih sering luapan kekecewaan karena bola besi luput mengenai bola hijau.
Baca juga: Mengenal Klakson Basuri yang Dilarang Dibunyikan di Ciamis
Permainan itu bernama Petanque yang berasal dari Perancis. Permainan ini dulunya dikenal sebagai olahraga bagi kaum borjuis di negara yang terkenal dengan Menara Eiffel itu.
Permainan ini diperkenalkan di Indonesia medio 2008. Kemudian, Petanque menjadi olahraga rakyat yang dimainkan berbagai kalangan.
Agung, warga Perum Prajamukti Kecandran Salatiga, mengatakan dirinya mencoba bermain Petanque setelah setiap hari melihat para atlet berlatih. Dia yang awalnya penasaran akhirnya mencoba memainkannya.
"Awalnya penasaran, lalu mencoba, iseng-iseng buat mengisi waktu bermain bersama warga dan atlet," ujarnya.
Pelatih Akademi Petanque Salatiga, Martono mengatakan permainan ini mulai dikenal di Salatiga saat pandemi Covid-19. Saat pandemi tersebut Petanque malah sering dipertandingkan.
"Tepatnya tahun 2021, karena saat itu pandemi dan hampir semua cabang olahraga tidak diperbolehkan bertanding. Tapi di Jawa Tengah Petanque malah sering dipertandingkan karena olahraganya tidak bersentuhan fisik," ungkapnya.
Berdasar hal tersebut, beberapa orang berinisiatif mengadakan pertandingan Petanque di Salatiga.
"Saya, pak Adrik, pak Dani Onang, dan pak Budi Utomo berkomunikasi dengan Pengprov Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jateng dengan tujuan mengundang mereka untuk sosialisasi," jelas Martono.
Acara pada 1 April 2021 tersebut sekaligus untuk meresmikan kepengurusan FOPI Kota Salatiga. Martono menceritakan rintisan olahraga ini berawal dari siswa SMKN 3 Salatiga.
"Maka kami merintis olahraga Petanque di Kota Salatiga, kami sosialisasi ke guru PJOK dan mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah lain," paparnya.