TEGAL, KOMPAS.com - Debit air Waduk Cacaban yang berada di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada musim kemarau tahun ini menyusut drastis terdampak fenomena alam El Nino.
Dari kapasitas 45 juta meter kubik, saat ini tersisa tinggal 7,3 juta meter kubik, Selasa (29/8/2203).
Alhasil, kurangnya debit air mengancam lahan pertanian sekitar yang mengandalkan perairan waduk.
Baca juga: Beringin yang Ditanam Pejabat Mati karena Kekeringan, Pohon dari Eks Ketua KPK Selamat
Sedikitnya 450 hektare lahan pertanian yang ditanami padi di beberapa desa di Kecamatan Kedungbanteng, terancam gagal panen atau puso setelah aliran air disetop sementara.
Salah satunya di lahan pertanian Desa Karangmalang yang aliran air melalui irigasi disetop sementara sejak 23 Agustus 2023 karena harus berbagi aliran air dengan wilayah lain.
Salah satu anggota kelompok tani Karangmalang, Waras Sugiarto (53) mengatakan, yang dikeluhkan para petani di sejumlah desa di Kecamatan Kedungbanteng adalah soal pengairan.
"Di Karangmalang saja sekitar 130 hektare, dengan beberapa desa lain dari Harjosari sampai Tonggara ada total 450 hektare yang terancam puso kalau tidak dapat air," kata Waras saat menerima kunjungan Anggota DPR RI Dewi Aryani, di lahan pertanian Karangmalang, Selasa (29/8/2023).
Waras mengatakan, kekurangan air sejak sepekan terakhir ketika tidak mendapat suplai air dari Waduk Cacaban.
"Akhirnya petani sangat kewalahan. Karena pintu waduk ditutup pada 23 Agustus. Kesulitan karena tidak ada sumber air lain lagi," kata Waras.
Baca juga: Beringin yang Ditanam Pejabat Mati karena Kekeringan, Pohon dari Eks Ketua KPK Selamat
Waras mengatakan, para petani berharap agar saluran irigasi juga diperbaiki serta ditambah pasokan air.
"Mudah-mudahan ke depan saluran bisa terbangun kembali sehingga tidak kekurangan air," pungkas Waras.
Penanggung jawab pengelola debit air Waduk Cacaban, Samad mengatakan, Waduk Cacaban mengaliri 7.000 hektare lahan pertanian di 5 kecamatan.
Mulai dari Kedungbanteng, Tarub, Kramat, Suradadi, dan Kecamatan Pangkah. Di lima kecamatan yang ditanami padi sekitar 5.000 hektare
Menurut Samad, debit air Waduk Cacaban baru turun drastis tahun ini. "Debir air menurun baru kali ini karena ada El Nino. Biasanya ada hujan sumber air lancar," kata Samad.
Namun meski debit air menyusut, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana sebagai pengelola Waduk Cacaban akhirnya memberikan penambahan aliran air 1.000 liter per detik hingga dua pekan mendatang.