PEKANBARU, KOMPAS.com - Semenjak musim kemarau belakangan ini, banyak warga di Kelurahan Muara Fajar Timur, Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekanbaru, Riau, yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Salah satunya, warga yang bermukim di kawasan Jalan Bawal. Mereka mengaku sampai naik turun jurang demi mendapatkan air bersih.
Seorang warga bernama Muslih (48), menceritakan sejak beberapa bulan belakangan ini sulit mendapatkan air bersih.
"Susah kami dapat air bersih selama kemarau ini, pak. Sumur pada kering," akui Muslih saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (30/8/2023).
Baca juga: Beringin yang Ditanam Pejabat Mati karena Kekeringan, Pohon dari Eks Ketua KPK Selamat
Untuk mendapatkan air bersih, dia mengaku harus membeli per tangki 1000 liter Rp 60.000. Itu pun kalau ada uang.
Bila tidak ada uang, terpaksa naik turun jurang untuk mengambil air bersih di lembah.
"Kalau sudah kemarau, air bersih payah lagi, pak. Kadang kami harus gali sumur ke lembah turun naik jurang. Itupun mesin pompa sering dicuri," kata Muslih.
Warga Jalan Bawal lainnya, Yakub (50) mengatakan bahwa setiap musim kemarau, dia dan warga lainnya kesulitan mendapatkan air bersih.
"Di tempat kami tinggal ini kan dataran tinggi, jadi kalau sudah kemarau kekeringan, susah dapat air bersih," ujar Yakub saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu.
Dia mengatakan, di kawasan Jalan Bawal ada sekitar 45 kepala keluarga (KK) yang membutuhkan air bersih.
Untuk mendapatkan air bersih, kata Yakub, dia dan warga lainnya terpaksa melewati lembah demi mendapatkan air bersih untuk konsumsi dan mencuci.
"Kami turun ke jurang gali sumur, kemudian airnya ditarik ke atas pakai mesin pompa. Itu pun harus nyambung tiga mesin baru sampai air ke atas, karena jurangnya sedalam 100 meter. Mesin pompa sering kena curi lagi," cerita Yakub.
Bagi warga yang memiliki uang, sebut dia, bisalah membuat sumur bor. Namun, sebagian sumur bor juga sudah kering karena kemarau.
"Kalau warga yang punya uang, iyalah bisa buat sumur bor, pak. Sementara di Jalan Bawal ini rata-rata warga kurang mampu, pekerjaan hanya memulung," ujar Yakub.
Sementara untuk biaya pembuatan sumur bor, sebut dia, cukup besar. Karena, pengeboran harus dilakukan dengan kedalaman di atas 100 meter baru dapat air bersih dan jernih.
"Di sini kalau sumur bor kedalaman 60 meter, airnya agak keruh dan bau karat. Kalau ngebor kedalaman di atas 100 meter, besar dananya, kami enggak ada uang," kata Yakub.