RINGGIT, mata uang Malaysia, ternyata masih berdaya guna bersama rupiah di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Harga dalam rupiah bisa dibayar pakai ringgit Malaysia.
Ini catatan perjalanan saya, Wasti Samaria Simangunsong, dari Pulau Sebatik, bagian dari peliputan khusus Merah Putih di Perbatasan, kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
Baca juga: Penasaran, Masihkah Rupiah Tak Laku di Sebatik?
Rupiah dan ringgit ternyata berdampingan dalam penggunaan keseharian warga Sebatik. Pulau di leher Pulau Kalimantan ini memang terbagi dua secara administratif, yaitu menjadi wilayah Indonesia dan Malaysia.
Bukan hal asing lagi melihat pedagang memasang harga barang dalam rupiah tetapi dibayar menggunakan mata uang ringgit, walau rupiah juga tetap diterima.
Baca juga: Rumah Dua Negara, Ikon Unik Pulau Sebatik
Salah satunya saya temui di sebuah warung yang terletak di Desa Aji Kuning, Sebatik. Pemilik warung memajang daftar harga minuman ringan yang dijualnya dalam dua versi, rupiah dan ringgit.
Misalnya, segelas Milo susu sejuk (dingin) dijual seharga Rp 10.000 atau RM 2,5. Sedangkan Milo panas seharga Rp 8.000 atau RM 2,00. Lalu ada pula Kopi O panas yang dibanderol Rp 5.000 atau RM 1,5 dan masih banyak lagi.
Baca juga: Dari Perbatasan Indonesia-Malaysia: Ringgit Laku di Entikong, Rupiah Bisa Dipakai di Tebedu
Suryani (58 tahun), pemilik warung berkata, pembeli bebas membayar dengan mata uang ringgit ataupun rupiah. Hal tersebut lantaran banyak pembelinya yang berasal dari Tawau, yang masuk wilayah Malaysia di pulau ini.
"Iya bisa pakai ringgit. Kan kita di perbatasan. Susah, money changer-nya kan di kota sana. Jadi kalau ada yang datang, susah mau suruh tukar dulu. Mending kita saja nanti sekalian yang tukarkan," tutur Suryani kepada Kompas.com, Kamis (17/8/2023).
Baca juga: Bayangkan, Tak Perlu Lagi Bawa Riyal Saat Umrah dan Haji...
Kebanyakan pembeli yang datang dari Tawau dan berstatus Warga Negara Malaysia ini memang sanak saudara para penduduk setempat.
Jadi, kata Suryani, saat belanja di warungnya, pendatang dari Tawau itu akan menggunakan mata uang ringgit.
"Kan orang datang dari Tawau itu kita punya (keluarga) juga. Cuma, dia dari Tawau itu uangnya uang ringgit," imbuh dia.
Baca juga: Dari Sebatik, Kepala Desa Sei Pancang: Dokter Spesialis Hanya Ada Sebulan Sekali
Suryani pun mengaku tak mau ambil pusing untuk penukaran uang, lantaran jarak money changer terbilang jauh dari rumahnya. Ia akan menukar ke money changer tergantung pendapatan ringgit-nya saja.
"Enggak tentu. Tukar uangnya pun tergantung kita punya rezeki. Kalau banyak pembeli ya kita pergi tukar uang ke money changer, haha," ungkap dia sembari tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.