BIMA, KOMPAS.com- Pacuan kuda di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali menjadi sorotan setelah seorang joki cilik berinisial AB (12) meninggal pada Minggu (13/8/2023) sekitar pukul 09.00 Wita.
Bocah kelas 5 Sekolah Dasar (SD) itu terpental dan jatuh saat mengikuti sesi latihan untuk persiapan lomba di arena pacuan Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Dia diduga mengalami pendarahan otak.
Baca juga: Joki Cilik di NTB: Eksploitasi Anak dan Penyelewengan Budaya...
Kematian AB sekaligus menambah catatan buruk tradisi pacuan kuda di wilayah ini selama lima tahun terakhir, mulai tahun 2019 sampai 2023.
Dalam kurun waktu tersebut, tercatat tiga orang anak yang masih di bawah umur tewas usai terjatuh dari punggung kuda di arena balapan.
Selain itu, ada seorang anak yang nyaris jatuh dan terluka setelah bergelantungan di leher kuda.
Baca juga: Joki Cilik di Bima Tewas Setelah Jatuh dari Punggung Kuda Saat Latihan
Insiden pertama terjadi tahun 2019 dan menimpa joki cilik bernama Muhammad Salsabila Putra (9), warga Desa Roka, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.
Salsabila tewas akibat luka serius pada bagian kepala setelah jatuh dan terinjak kuda dalam pacuan kuda, memperebutkan piala wali kota Bima.
Tiga tahun berselang, tepatnya pada Maret 2023, kasus serupa dialami Muhammad Alfian (6), bocah asal Desa Godo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima.
Baca juga: Joki Cilik Tewas di Arena Balapan, Diduga Alami Pendarahan Otak
Dia tewas setelah dua hari menjalani perawatan di rumah akibat jatuh saat latihan di arena pacuan kuda, Desa Panda.
Ibunda Alfian, Nurlaila mengungkapkan, kematian putranya membuat rasa sesal terus berkecamuk di hatinya.
"Kalau joki (cilik) jatuh dan terluka hanya sebatas diobati begitu saja, kalau mati tidak ada yang tanggung jawab," ujar dia saat ditemui di kediamannya, Dusun Godo, Desa Dadi Bou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, pada Desember 2022.
Dia mengatakan, ketertarikan anaknya muncul karena terbiasa menunggangi kuda setiap sang ayah dan kakak-kakaknya melatig kuda di arena pacuan.
Semua kakak Alfian, kata dia, adalah joki kuda. Dua di antara juga merupakan joki cilik.
Nurlaila mengungkapkan, beberapa kasus penggunaan joki cilik adalah karena permintaan pemilik kuda.
Baca juga: Kondisi Terpasung, ODGJ di Dompu NTB Tewas Terjebak Kebakaran, Ini Kronologinya