KUPANG, KOMPAS.com - Maria Kolo (49), seorang ibu di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefa, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) berjuang seorang diri menghidupi lima orang anak.
Sang suami meninggal pada 2022 lalu. Praktis, Maria harus bekerja keras agar lima anaknya, Joao, Theresia, Daniel, Mario, dan Novianti bisa terus bertahan hidup.
Baca juga: Perjuangan Buruh Penyadap Nira di Purworejo, Tak Dibayar Pakai Uang, tapi Air Nira yang Disadap
Maria menempati rumah kecil bersama anak-anaknya. Rumah berukuran 4x6 meter tersebut hanya dibalut dengan terpal lusuh.
Bahkan banyak yang mengatakan, rumahnya sepintas mirip dengan kandang.
Mulanya Maria dan sang suami tinggal menumpang di rumah kerabat mereka. Namun lantaran tak ingin membebani keluarga yang lain, Maria memilih membangun rumah seadanya.
Di sanalah ia dan empat anaknya tinggal.
Baca juga: Kisah Bayi di Bogor Tertukar Setahun Lamanya, Terungkap karena Gelang di Tangan
"Rumah ini dibangun dengan dana seadanya pada September 2022. Sebulan kemudian, atau Oktober 2022, suami meninggal dunia," kata dia, Jumat (11/8/2023).
Meski hidup dalam kesulitan, Maria tak menyerah. Pekerjaan apa pun dia lakoni demi sesuap nasi.
"Kalau minta-minta ke keluarga saya malu, sehingga saya bantu cuci pakaian dan bersihkan kebun. Saya dikasih Rp 20.000 sampai Rp 50.000. Itu saya pakai buat beli beras 2 kilogram buat kami makan," kata Maria.
Meski suaminya pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN), kata Maria, tetapi keluarganya tidak menerima uang pensiunan lantaran diterima oleh istri pertama sang suami.
Pendapatan Maria yang tak menentu, membuatnya terus merasa cemas saat anaknya membutuhkan biaya untuk sekolah.
Di antaranya lima anaknya, hanya satu yang bersekolah di bangku Sekolah Dasar yakni Novianti.
Sedangkan seorang anaknya bernama Theresia adalah penyandang disabilitas.
Kondisi kehidupan Maria dan anak-anaknya yang jauh dari kata layak, juga mendapat perhatian dari tetangga sekitar.
"Tetangga juga kadang membantu kami. Tapi itu tak cukup. Saya harus berjuang sendiri cari jalan untuk anak-anak bisa makan setiap hari," kata dia.
Baca juga: 6 Komodo Taman Safari Bogor Bakal Dilepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul NTT
Dia mengaku, selama ini belum mendapat bantuan apa pun dari pemerintah setempat.
Maria bahkan pernah mendatangi kelurahan setempat untuk mengecek bantuan beras untuk keluarga miskin, tapi namanya tak tercatat.
Dia akhirnya pulang dengan rasa kecewa dan berharap ada keajaiban untuk masa depan dia dan buah hatinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.