BENGKULU, KOMPAS.com - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mengembangkan program penanaman pohon (baby tree) terhadap 57 Kepala Keluarga (KK) petani di dua kawasan hutan, yakni hutan Kemasyarakatan (HKM) dengan luas 1.299 hektare dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dengan luas 408 hektar, Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
Koordinator Program, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Emmy Primadona menjelaskan, selama ini warga Desa Air Tenam berkebun di sejunlah kawasan hutan tanpa mengembalikan fungsi hutan.
Baca juga: 16 Dokter Operasi Bayi Kembar Siam Asal Lombok Timur di RSUD NTB
Program "baby tree" mendorong petani menanam kembali pohon agar fungsi hutan kembali terjaga.
"Agar fungsi hutan bisa kembali terjaga dan hutan yang terbuka bisa kembali hijau, maka ada program baby tree dengan cara menanam ulang lahan terbuka dengan pohon yang bisa memiliki manfaat bagi warga desa Air Tenam," kata Emmy, Jumat (4/8/2023).
Selain menghutankan kembali lahan, program ini memiliki manfaat jangka panjang dari sisi pendapatan sekaligus menumbuhkan minat petani untuk menjaga hutan.
"Jadi petani yang ikut program baby tree ini harus menanam pohon hingga hidup dan merawatnya agar bisa mendapatkan insentif menanam pohon, pohon yang ditanam merupakan pohon permintaan warga, seperti halnya pohon durian, petai dan pinang, saat besar nanti bisa menjadi pendapatan baru dari buahnya," jelas Emmy.
Selanjutnya untuk memonitor pertumbuhan pohon yang ditanam petani menggunakan aplikasi "jejak In".
"Setiap pohon yang ditanam diberi barcode agar mudah dimonitoring agar bisa mendapatkan insentif perawatan pohon yang ditanam," kata dia.
Saat ini di Desa Air Tenam sebanyak 9.829 bibit pohon telah ditanam oleh dua kelompok petani, pembayaran insentif bagi warga yang menanam diberikan sebesar Rp 70.000 setiap pohon yang ditanam yang dibayar dengan 4 kali tahapan.
Salah seorang warga desa Air Tenam, Junaini menceritakan, program "baby tree" dengan aplikasi Jejak In ini sangat membantu petani agar bisa kembali membangkitkam fungsi hutan, sekaligus bisa menjadi penghasilan tambahan bagi warga yang ikut menanam.
Baca juga: Petugas Sulit Padamkan Karhutla di Kampar Riau karena Kesulitan Air
"Program ini sangat menarik, kita menjadi termotivasi untuk ikut menanam karena ada insentif yang kita dapatkan dan pohon yang kita tanam juga menghasilkan jika telah berbuah nanti," papar Junaini.
Junaini menjelaskan, saat ini telah menanam sebanyak 460 batang dengan tiga jenis tanaman, yakni pohon durian, jengkol dan pinang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.