LAMPUNG, KOMPAS.com - Sejumlah cerita lucu dialami warga Lampung saat siaran televisi (TV) analog mulai berhenti dan beralih ke digital.
Seperti cerita Ahmad Ridwan (35), warga Kelurahan Way Kandis, Bandar Lampung, yang dikagetkan suara tangis putrinya, Rabu (2/8/2023) pagi.
Ahmad yang masih tertidur usai salat Subuh terbangun dengan perasaan terkejut mendengar putrinya menangis keras.
Baca juga: Todongkan Senpi Saat Begal Korban, Residivis di Lampung Tewas Ditembak Polisi
"Dia nangis gambar di TV cuma semut. Dia mau nonton (film animasi) Upin Ipin," kata Ahmad saat dihubungi, Rabu siang.
Ahmad pun beranjak dari kamar dan mengecek televisinya, khawatir ada kerusakan sehingga tidak ada gambar.
Kabel antena dicabut-pasang berulang kali. Namun gambar di channel stasiun televisi swasta itu tetap tidak ada.
"Cuma ada gambar semut," kata Ahmad.
Baca juga: Tidak Terima Digugat Cerai, Bapak Muda di Lampung Bunuh Diri
Lantaran penasaran, Ahmad berganti ke channel stasiun televisi lain. Ada channel yang sudah hilang tetapi masih ada channel lain yang ada siarannya.
"RCTI, MNC, itu ada tadinya. Kalau kayak Trans TV, Trans 7 udah hilang dari lama. Makanya, anak saya kalau nonton pagi itu ada," tutur Ahmad.
Sementara itu, Suhaida (28), warga Kecamatan Tanjung Senang merelakan tidak menonton televisi mulai hari ini.
Dia mengaku sudah mengetahui bahwa siaran analog dihentikan dan berganti ke digital.
"Di rumah (televisi) udah nggak nyala. Percuma juga nggak bisa nonton apa-apa," kata Suhaida.
Suhaida juga mengaku harus membeli set top box supaya bisa mengakses siaran digital untuk televisi tabung miliknya.
"Nanti aja deh belinya, masih ada kebutuhan lain, buku (sekolah) anak aja belum beli, uangnya buat beli (buku) itu dulu," ungkap dia.
Terkait siaran digital ini, Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Lampung Achmad Saefullah mengatakan, siaran analog mulai dihentikan secara bertahap.
"Kalau di Pulau Jawa sudah dari tahun lalu. Sedangkan Sumatera, termasuk Lampung secara bertahap. Nanti tanggal 15 Agustus 2023 di-off-kan total," kata Achmad.
Untuk bisa mengakses siaran digital, Achmad mengatakan, masyarakat bisa membeli STB yang sudah dijual bebas sekarang.
"Banyak keuntungannya, gambarnya lebih terang dan jernih serta HD (high-definition)," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.