Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia, Penyebabnya Banyak Perantau

Kompas.com - 05/07/2023, 14:56 WIB
Rasyid Ridho,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Mei 2023 ada sebanyak 486,350 orang.

Jumlah itu menjadikan Banten daerah paling banyak pengangguran dibandingkan daerah lain di Indonesia.

Salah satu faktor utama penyebab pengangguran ini adalah banyaknya perantau yang mencari pekerjaan di daerah Banten.

Baca juga: Angka Pengangguran di Banten Tertinggi di Indonesia, Lulusan SMA Mendominasi

"Keterkaitan secara langsung (akibat tingginya pengangguran) bisa saja itu terjadi. Tetapi membutuhkan kearifan dan kebijaksanaan kita secara individu bersikap atas situasi situasi seperti itu," kata Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar kepada wartawan di Serang, Rabu (5/7/2023).

Al menyampaikan bahwa penyebab tingginya angka pengangguran di daerahnya disebabkan banyaknya perantau yang mengadu nasib mencari pekerjaan.

Kendati begitu, Al tidak melarang warga daerah lain berkompetisi mendapatkan pekerjaan di Banten.

"Pemerintah daerah juga berusaha menciptakan lapangan pekerjaan dengan cara mendatangkan investor dan lainnya," ujar dia.

Menurutnya, pinjol yang merupakan sistem keuangan memanfaatkan tekhnologi itu harus disikapi secara arif dan bijaksana agar memberika manfaat bukan menambah beban pribadi masing-masing dan pemerintah.

"Harus benar benar tepat pemanfataannya dalam cash flow yang menguntungkan, jangan sampai yang seperti ini menjadi beban," kata Al.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, saat ini terdapat tren baru di kalangan masyarakat yang memanfaatkan pinjol.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2023, sebanyak 1,48 juta warga Banten berhutang ke pinjol dengan jumlah tembus Rp 4,51 triliun.

"Sekarang ada pihak-pihak yang sengaja justru menggunakan pinjol ilegal, tujuan untuk mendapatkan pendanaan dan tidak mau pelunasan," kata Friderica saat konfrensi pers melalui kanal Youtube, Selasa (4/7/2023).

"Masih banyak masyarakat yang terjerat pinjol ilegal kesulitan membayar hutangnya," sambung dia.

Friderica mengungkapkan, berdasarkan hasil evaluasi OJK, masyarakat yang meminjam uang ke fintech ilegal maupun legal salah satu tujuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya.

Baca juga: Kemiskinan di Lumajang Turun tetapi Pengangguran Naik, Anggota DPRD: Janggal Ini...

"Kebanyakan dari mereka ini untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, misalnya membeli gadget baru, rekreasi fashion bahkan kemarin membeli tiket konser," ungkap Friderica.

Selain itu, lanjut Friderica, beberapa masyrakata mengajukan pinjaman untuk kebutuhan mendesak. Misalnya untuk berobat, namun tidak tahu bagaimana mendapatkan uang untuk membayarnya.

Kemudian, ada juga peminjam yang menggunakan identitas orang dengan menjanjikan keuntungan lebih.

"Pada akhirnya dana dipakai, tapi tidak menyelesaikan (pembayaran), apalagi memberikan keuntungan kepada namanya yang dipakai," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com