KOMPAS.com - Polemik tabungan siswa yang tak bisa dicairkan di sejumlah SD di Pangandaran, Jawa Barat, masih terus bergulir.
Hingga saat ini, orangtua siswa masih terus menunggu tabungan anaknya untuk bisa segera ditarik.
Selain itu, kasus penipuan yang melibatkan si kembar perempuan bernama Rihana-Rihani yang memakan puluhan korban juga masih belum tuntas.
Berita tersebut mendapat sorotan pembaca Kompas.com hingga menjadi populer di urutan pertama.
Ada juga berita terkait Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat yang direkomendasikan untuk ditutup.
Adapun lima berita populer nusantara yang dirangkum Kompas.com pada Senin (3/7/2023) sebagai berikut:
Anaknya yang bernama Ibrahim Alkalipi tidak menabung di Banque Nationale de Paris Paribas – bank yang biasanya terkait dengan dana-dana “haram” milik orang “tajir melintir” – tetapi menabung di SD Negeri 2 Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat.
Sebagai ibu tunggal, mendapatkan pekerjaan di Pangandaran, Jawa Barat untuk seukuran usianya bukanlah perkara gampang.
Pendapatan Rp 40.000 dari hasil kerja serabutan adalah hal yang patut disyukurinya (Kompas.com, 1/7/2023).
Ibrahim yang berasal dari keluarga melarat, sadar dengan perjuangan ibunya. Dia pun ringan tangan membantu orang yang membutuhkan bantuannya.
Dari uang saku dan pemberian ibunya, saban ke pergi sekolah selalu disisihkan uang jajannya kepada guru-guru yang dihormatinya.
Dari catatan lusuh yang selalu disimpannya, Ibrahim memiliki tabungan Rp 4,4 juta hasil dia mengumpulkannya dari kelas 1 hingga 4 SD.
Tujuannya menabung seperti permintaan dan harapan para guru, uang yang ditabung kelak bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama.
Ibrahim tidak sendirian. Widiansyah yang juga bersekolah di SD Negeri 2 Kondangjajar malah memiliki tabungan Rp 45 juta.