Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Peresehan, Seni Ketangkasan yang Dimainkan Ganjar dan TGB di Lombok

Kompas.com - 19/06/2023, 17:50 WIB
Karnia Septia,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo dan Ketua Harian Nasional Partai Perindo, TGH Zainul Majdi (TGB), sempat mencoba bermain peresehan.

Momen tersebut terjadi di sela-sela  kunjungan Ganjar di Kantor DPD Partai Perindo saat melakukan Safari politik di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (18/6/2023).

"Oh ini yang dipakai pukul (peresehan) itu," kata Ganjar sambil mencoba memukul tongkat rotan (penjalin) dan perisai, yang biasa digunakan untuk bermain peresehan.

Baca juga: Ganjar di NTB, Ajak Warga Tak Bikin Hoaks, Main Peresehan, dan Disopiri TGB

Ganjar pun sempat bermain peresehan dengan TGB. Keduanya saling memukul dan menangkis menggunakan perisai.

Apa itu peresehan?

Lalu Bayu Windia, budayawan yang juga tokoh di Majelis Adat Sasak menjelaskan, peresehan merupakan seni adu ketangkasan yang dilakukan masyarakat suku Sasak Lombok sejak zaman dahulu.

"Olahraga ketangkasan, olahraga tradisi yang sering dilakukan saat hari-hari besar seperti 17 Agustus dan acara-acara budaya," papar Bayu melalui sambungan telepon, Senin (19/6/2023).

Biasanya peresehan dimainkan oleh dua orang laki-laki yang dalam bahasa Sasak disebut dengan pepadu.

Masing-masing pepadu akan membawa sebuah tongkat rotan (penjalin) untuk memukul lawan dan perisai (ende) yang digunakan untuk menangkis pukulan lawan.

Baca juga: Bagikan YouTube yang Hina TGB, Anggota DPRD Lombok Tengah Dipolisikan

Peresehan, salah satu tradisi masyarakat suku Sasak, LombokKontributor Mataram, Karnia Septia Peresehan, salah satu tradisi masyarakat suku Sasak, Lombok

Dalam peresehan, dua pepadu yang akan bertarung dipandu oleh seorang wasit yang disebut pekembar. Pekembar berdiri di pinggir arena.

Bayu mengatakan, sebelum pertandingan dimulai masing-masing pepadu mempersiapkan diri.

Para pemain bertelanjang dada dengan memakai sapuq atau ikat kepala dan melilitkan bebet, yaitu semacam sabuk yang terbuat dari kain tenun ikat agak tebal.

"Sesekali bebet juga digunakan untuk menyembunyikan bebadong atau jimat," katanya.

Aturan bermain

Setelah musik pengiring peresehan berbunyi dan wasit memberi aba-aba, kedua pepadu mulai bertanding dengan saling pukul dengan menggunakan tongkat penjalin dan menangkis menggunakan perisai.

Durasi pertandingan peresehan biasanya adalah lima ronde . Selama pertandingan berlangsung selalu ada musik yang mengiringi peresehan. Selain menyemangati pemain, musik juga menambah semarak suasana.

"Ada aturannya. Saat lawan posisi jatuh atau perisai jatuh maka dia tidak memukul, ada sportivitas itu. Tidak boleh memukul bagian tumbuh tertentu yaitu pinggang ke bawah. Memukul dengan cara menghujam juga tidak boleh," kata Bayu.

Setelah ditentukan siapa pemenangnya para pepadu lalu bersalaman sebagai tanda perdamaian. 

"Melatih sportifitas begitu mereka selesai mereka akan melupakan itu dan kembali bersahabat. Itu sportifnya," tutup Bayu.

Hingga kini peresehan masih sering dimainkan pada berbagai acara kebudayaan di Lombok. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com