SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) masih menemukan 37 hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) menjelang Idul Adha.
Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo mengatakan, hewan ternak yang masih terjangkit PMK berada di tiga daerah seperti Kecamatan Mijen, Gunungpati dan Ngaliyan.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Tak Ditemukan PMK dan LSD pada Sapi di Banyumas
"Tiga kecamatan itu masih ada hewan yang terkena PMK," kelas saat dikonfirmasi, Rabu (14/6/2023).
Meski masih ada hewan yang terjangkit PMK, Hernowo mengklaim jika jumlah tersebut sudah jauh berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Petugas juga sudah melakukan penanganan secara intensif.
"Saat ini sudah mulai turun," kata dia.
Dia menjelaskan, saat ini hewan ternak tidak hanya terancam PMK melainkan ada jenis virus lain bernama Peste Des Petits Ruminants (PPR) dan Lumpy Skin Disease (LSD).
"PPR ini juga perlu kita waspadai karena itu menjadi hal yang yang hauak terjadi," ujarnya
Sampai saat ini kota Semarang belum ditemukan PPR. Dia berharap, virus PPR tidak menyebar di Kota Semarang. Ciri-ciri hewan yang terkena PPR biasanya mempunyai gejala di hidung, mata dan pencernaan.
"Penyakit PPR ini memiliki gejala klinis seperti keluar ingus dari hidung, belek di mata, konjungtivitis, gangguan pencernaan, hingga pneumonia," imbuh dia.
Sementara untuk kasus penyakit LSD di Kota Semarang berjumlah 445 hewan ternak. Saat ini ratusan hewan tersebut sedang dilakukan penanganan oleh petugas kesehatan.
"Ada 445 hewan ternak terjangkit LSD," paparnya.
Baca juga: Hewan Kurban yang Melintas di Banyuwangi Wajib Telah Divaksinasi LSD dan PMK 2 Dosis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.