Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekcam Sepaku Ungkap Temuan Praktik Spekulan Tanah Saat Ganti Rugi Lahan KIPP IKN

Kompas.com - 13/06/2023, 06:34 WIB
Zakarias Demon Daton,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Praktik para spekulan tanah terendus melalui kuitansi jual beli, saat proses ganti rugi lahan warga yang masuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku, Kaltim.

Para spekulan tanah ini sengaja membeli lahan warga yang sudah dipatok KIPP IKN, dan berharap meraup untung besar saat dibebaskan pemerintah.

Baca juga: Lahannya Dihargai Murah, Warga IKN Tempuh Jalur Pengadilan, Berharap Dapat Ganti Untung

"Sudah tahu ada patok KIPP, tapi ada saja oknum yang jual beli, para spekulan. Sini saya ganti duit mu," ungkap Sekretaris Camat Sepaku, Hendro Susilo menirukan tawaran para spekulan ke warga kepada Kompas.com, Senin (12/6/2023).

Setelah lahan tersebut berhasil didapat, para spekulan maupun warga tak bisa mengurus surat segel dari tingkat kelurahan hingga kecamatan, pun sertifikat di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Penajam Paser Utara atas objek tanah tersebut.

Karena ada pembatasan jual beli tanah di IKN melalui Surat Edaran Kanwil BPN Kaltim Nomor HP.01.03/205-64/II/2022.

Edaran BPN Kaltim ini menindaklanjuti dua aturan sebelumnya yakni Peraturan Bupati PPU Nomor 22 Tahun 2019 dan Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pengendalian lahan di IKN.

Karena tak bisa urus surat tanah, proses transaksi itu hanya menggunakan kuitansi antar pembeli dan penjual. Tim pengadaan tanah pun mengendus melalui kuitansi tersebut, bahwa terjadi transaksi jual beli di bawah tangan.

"Ketahuannya beli pakai kuitansi. Misalnya begini, ada lahan yang harganya tinggi (tertera di kuitansi) tapi lahan yang di sampingnya justru harganya jauh di bawah," terang Hendro membeberkan temuan kejanggalan di lapangan saat pembebasan lahan KIPP IKN.

Atas temuan tersebut, lanjut Hendro, tim appraisal (penilai) tanah pun tidak ambil risiko dengan memberi harga ganti rugi yang tinggi, karena tidak wajar. Tim penilai punya dasar pertimbangan untuk menilai sebuah objek tanah.

Misalnya, harga tanah yang sudah bersertifikat tentu beda harga dengan tanah yang masih segel atau pun belum memiliki surat sama sekali. Begitu juga dengan letak objek tanahnya di pinggir jalan atau tidak. Semua itu mempengaruhi harga tanah ganti rugi.

Baca juga: Menpan-RB: Kemenpan-RB, Kemendagri, dan Kemenkeu Pindah Lebih Dulu ke IKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com