SORONG, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tambrauw AKBP Bendot Dwi Prasetyo menyebut, informasi adanya ancaman dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap tenaga kesehatan (Naskes) nusantara tidak benar.
Menurutnya, situasi di Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, sampai saat ini masih aman dan kondusif pasca-penangkapan 19 aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Tambrauw.
"Kami TNI-Polri menjamin keamanan yang ada di Tambrauw sampai saat ini aman dan kondusif tidak ada ancaman dari pihak mana pun terhadap siapa pun juga. Mengenai berita-berita yang beredar ada ancaman dari kelompok KKB atau kelompok lain terhadap nakes di sini kami jelas informasi itu tidak benar," ungkap Dwi di Sorong pada Minggu (11/6/2023).
Baca juga: 16 Anggota KNPB Tambrauw Ditangkap Aparat Usai Pelantikan Pengurus
Dwi memastikan informasi itu tidak benar setelah mengecek ke lapangan pada 5 Juni 2023. Pihaknya membenarkan ada sejumlah nakes yang akan turun ke Sorong. Namun, mereka ke Sorong untuk keperluan membeli BBM, bukan karena ancaman dari KKB.
"Makanya ada kegiatan penangkapan belasan aktivis KNPB mereka sangkut pautkan. Jadi mereka turun ke Sorong karena memang terkait dengan masalah oprasional mereka (Nakes)," ujar Dwi.
"Forkompimda menjamin keamanan tidak hanya nakes, semua masyarakat yang ada di Tambrauw baik itu pegawai akan dijamin keamanannya. Sejak awal juga sudah aman karena KNPB ini mereka hanya menyebarkan paham saja bukan dalam artian gerakan separatis yang mengintimidasi masyarakat atau menyebarkan teror kepada masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Aktivis KNPB Tambrauw sebagai Tersangka Makar
Penjabat (Pj) Bupati Tambrauw Engelbertus Kocu menyebut, situasi di Kabupaten Tambrauw selama ini dikenal sangat aman dan tertib, tidak ada gangguan keamanan.
"Kita sudah rapat Forkompimda keberadaan nakes yang bertugas berada di tujuh distrik dari Kementerian Kesehatan bertanya ada jaminan keamanan bagi nakes? Kami jamin tidak ada masalah," tuturnya.
Untuk memastikan kondisi keamanan, sambung Engelbertus, pihaknya bersama TNI-Polri akan melakukan pendekatan bersama masyarakat.
"Memang kami akui ada keterbatasan pembinaan yang kita lakukan di sana sehingga terjadi hal-hal seperti ini terjadi," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.