BATAM, KOMPAS.com – Kementerian Pertanian Republik Indonesia memuji keberhasilan warga Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) memperkenalkan tanaman padi di lahan bauksit.
“Padinya bagus ini pak, malai panjang dan bernas. Ini bagus ditangkarkan. Silakan lanjutkan terus penanamannya,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi saat melakukan panggilan zoom, Minggu (4/6/2023) sore kemarin.
Suwandi mengatakan, padi ini ditanam oleh Ady Indra Pawennari, yang merupakan warga Kelurahan Air Raja, Tanjungpinang, Kepri.
Baca juga: Terserang Hama, Puluhan Hektar Tanaman Padi di Magetan Gagal Panen
Suwandi berharap, keberhasilan Ady dalam memperkenalkan tanaman padi di Tanjungpinang dapat menjadi sebuah gerakan massal, meski hanya memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah dan lahan tidur.
Apalagi, keberhasilan penanaman padi yang dilakukan Ady adalah yang pertama dalam sejarah Tanjungpinang yang pernah berjaya sebagai daerah penghasil tambang bauksit.
“Kalau penanaman padi ini nantinya meluas dan sudah melibatkan masyarakat lainnya, kami pasti bantu. Seperti mesin perontok padi dan rice milling unit (mesin giling padi),” kata Suwandi.
Sebelumnya, keberhasilan Ady menanam padi di lahan bekas tambang bauksit di belakang rumahnya menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Tanjungpinang.
Pasalnya, struktur tanah di ibukota Provinsi Kepri ini, cukup keras dan cenderung berbatu.
Sehingga kebanyakan orang menganggap tanaman padi mustahil bisa hidup di Tanjungpinang.
Baca juga: Jadi Percontohan, Warga Tanam Padi di Lahan Bekas Tambang Bauksit
Menurut Ady, padi varietas CL 220 yang ditanamnya itu, benihnya diperoleh dari Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Asman Sulaiman.
“Ini padi varietas CL 220 yang benihnya dikirim oleh pak Andi Asman Sulaiman, Kadis TPHP Kabupaten Bone. Varietas ini berpotensi menghasilkan gabah kering panen sekitar 13 ton per hektar dengan usia panen 100 hari,” pungkas Ady.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.