KOMPAS.com - Tembang Mijil merupakan salah satu bagian dari Tembang Macapat, yakni karya sastra Jawa berbentuk tembang atau puisi.
Tembang Mijil menggambarkan perjalanan manusia dari hidup hingga kematian di masa mendatang.
Kata mijil dalam bahasa Jawa bermakna "keluar".
Mijil berasal dari kata bahasa Jawa Mijil yang maknanya "keluar". Tembang Mijil diartikan sebagai anak yang terlahir ke dunia dari rahim ibunya.
Karena alasan tersebutlah, manusia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbakti kepada orang tua.
Berikut ini adalah watak, aturan, dan contoh tembang Mijil.
Tembang Mijil menceritakan nasihat atau pitutur luhur yang diberikan kepada anak yang baru lahir.
Baca juga: Tembang Gambuh: Watak, Aturan, dan Contoh
Bayi yang baru lahir dan baru mengenal dunia, diberikan wewenang untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Yang nantinya, bayi tersebut akan berkembang menjadi manusia hingga kembali kepada-Nya dengan damai.
Tembang Mijil mempunyai watak welas asih, cinta, pengharapan, dan prihatin.
Tembang Mijil banyak digunakan untuk memberi nasihat, cerita, cinta, dan ajaran kepada manusia untuk tabah menjalani kehidupan.
Setiap tembang memiliki aturan atau paugeran yang berbeda-beda, termasuk tembang Mijil.
Paugeran berfungsi sebagai ciri-ciri tembang pada setiap tembang Macapat.
Paugeran tersebut mengacu pada jumlah baris (guru gatra), jumlah suku kata (guru wilangan), dan vokal (guru lagu).
Setiap bait tembang Mijil terdiri dari 6 baris.
Tembang Mijil memiliki guru wilangan atau suku kata sebanyak 10, 6, 10, 10, 6, dan 6 pada setiap barisnya.