LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Satu pekan menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023, hotel dan homestay di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah penuh.
Sebagian disewa oleh wisatawan, sebagian lagi disewa oleh panitia KTT ASEAN.
Akibatnya, kos-kosan dan rumah warga menjadi alternatif bagi sebagian panitia KTT ASEAN.
Hal itu membuat warga mematok harga sewa yang fantastis.
Baca juga: 11 Kepala Negara Akan Hadiri KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo
Hasil penelusuran Kompas.com, ada warga yang mematok kamar kos-kosan seharga Rp 10 juta sepekan, ada yang Rp 1 hingga 2 juta per malam.
Bahkan, ada rumah yang disewakan dengan harga Rp 65 juta sebulan.
Baca juga: Mobil Listrik Jadi Kendaraan Utama KTT ASEAN, PLN Siapkan 108 Charging Station di Labuan Bajo
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina mengatakan, saat ini tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sangat tinggi.
"Kebetulan pelaksanaan KTT ASEAN ini berada di awal musim peak season Labuan Bajo," kata Shana Fatina dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" yang digelar secara hybrid pada Selasa (2/5/2023).
Menurut Shana, tingginya minat kunjungan ke Labuan Bajo ini berdampak pada okupasi hotel. Para wisatawan yang mau datang ke Labuan Bajo sudah mesan kamar hotel jauh hari.
"Tapi kita melihatnya bahwa semua hotel yang ada, semuanya diperuntukkan untuk delegasi dan media asing terlebih dahulu sebagai tamu dari kegiatan," ujarnya.
la menyebut, sebagai alternatif, kapal pinisi dijadikan penginapan bagi panitia KTT ASEAN.
Selain itu, KLM Sinabung dari Pelni dapat menampung hingga ratusan orang. KLM itu akan digunakan untuk panitia dan tim pengamanan.
"Sampai saat ini, masyarakat pun juga menyewakan tempat tinggalnya untuk bisa membantu menambah jumlah akomodasi mendukung kegiatan ASEAN Summit," imbuh dia.