SIKKA, KOMPAS.com - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo meminta aktivitas penambangan galian C di bantaran kali Waigete, Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), dihentikan.
Hal tersebut disampaikan Roberto saat meninjau lokasi galian C di Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Rabu (12/4/2023).
"Kita akan tutup karena merugikan dan membahayakan bagi masyarakat. Mulai hari ini mereka tidak boleh ada aktivitas lagi," katanya.
Baca juga: Bantuan Tanggap Darurat Disalurkan kepada Korban Banjir di Waigete Sikka
Roberto berjanji akan memanggil kontraktor atau pemilik usaha untuk memeriksa dokumen terkait izin galian C di lokasi tersebut.
Jika ditemukan adanya pelanggaran, maka aktivitas penambangan harus ditutup.
Politisi PDI Perjuangan ini mengakui bahwa izin usaha penambangan dikeluarkan oleh kementerian dan dari provinsi, namun sebagai pemilik wilayah berhak untuk melakukan protes apabila ada pelanggaran.
Baca juga: Kali di Sikka Meluap Paksa Ratusan Warga Mengungsi, Kades Tuding Galian C Penyebabnya
Roberto juga memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sikka untuk mengeluarkan surat teguran dan larangan terkait aktivitas galian C di bantaran kali Waigete.
"Kita akan surati langsung kontraktor kemudian untuk menghentikan galian C. Mereka harus perbaiki supaya situasi normal, dan kita akan laporkan ke gubernur NTT," pungkasnya.
Sebelumnya, ratusan warga Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, terpaksa mengungsi ke kantor camat setempat akibat banjir yang meluap dari kali Waigete, Rabu pagi.
Kali meluap setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu sejak Selasa (11/4/2023) pagi.
Kepala Desa Mahekelan Wilem Woda menuturkan, salah satu pemicu meluapnya kali Waigete akibat aktivitas penambangan galian C di sekitar bantaran kali.
Apalagi setelah proses penggalian tidak dilakukan reklamasi. Sehingga setiap kali hujan, air dengan mudah masuk le lubang bekas galian. Ketika penuh maka air akan meluap dan merendam pemukiman warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.