Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Sertifikat Tanah, Ayah di Samarinda Laporkan Anak Kandung ke Polisi

Kompas.com - 11/04/2023, 15:22 WIB
Zakarias Demon Daton,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Seorang ayah di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) berinisial ASG melaporkan anak kandungnya, Darwin (36), ke Polsek Samarinda Ulu.

Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana penggelapan sertifikat hak milik (SHM).

Penyidik Polsek Samarinda Ulu sudah meminta klarifikasi Darwin pada Senin (10/4/2022).

Baca juga: Penganiayaan Pasutri di Beji Depok, Pelaku Seret Istri Korban untuk Cari Sertifikat Tanah

"Iya benar ada (orangtua laporin anak kandung) laporan tertulis," ungkap Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Kustiana saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/4/2022).

Kustiana mengatakan saat ini tim Reskrim Polsek Ulu sedang melakukan pemeriksaan.

"Coba langsung ke Kanit Reskrim ya biar dijelasin gambaran sebenarnya apa yang terjadi. Tapi benar, saya monitor ada laporan (ayah ke anak kandung)," terang Kustiana.

Penyidik Polsek Samarinda Ulu, Aipda Alit yang menangani laporan ini belum merespons saat dikonfirmasi Kompas.com.

Gara-gara utang bank dan sertifikat tanah

Darwin mengaku memegang beberapa sertifikat tanah dari ayahnya. Sebagian sertifikat tersebut bahkan atas namanya.

"Tapi Bapak merasa semuanya punya dia. Dia mau ambil semua sertifikat," ucap Darwin saat ditemui Kompas.com terpisah.

Baca juga: Curhat Petani Hutan ke Jokowi, Senang Dapat Sertifikat Tanah, Jagung Ludes Diserang Tikus

Darwin belum memberikan sertifikat tanah tersebut, karena merasa dikorbankan sang ayah saat melakukan pinjaman uang senilai Rp 20 miliar di salah satu bank daerah di Samarinda.

Pinjaman tersebut menggunakan perusahaan milik keluarga untuk usaha, namun kini macet pembayaran. Darwin tercatat sebagai Direktur Utama di perusahaan tersebut.

"Otomatis saya jadi jaminan (bertanggungjawab) di bank. Intinya saya minta mereka lunasi utang dulu. Baru saya kasikan sertifikat itu. Mereka cuek-cuek dari dulu enggak mau berupaya. Nama saya yang rusak," tegas Darwin.

Darwin mengatakan dari total pinjaman Rp 20 miliar baru terbayar sekitar Rp 7 miliar. Masih tersisa Rp 13 miliar yang harus dilunasi.

Dia meminta kepada ayahnya untuk menyelesaikan tunggakan bank tersebut sebelum ia menyerahkan sertifikat tersebut.

Baca juga: Hari Kedua di Jateng, Jokowi Akan Bagikan Bansos hingga Sertifikat Tanah

Darwin menduga laporan sang ayah itu sebagai upaya mengambil kembali aset tanah yang telah ia kuasai.

"Saya merasa dizolimi gitu. Malahan pernah dia bilang lebih baik saya kehilangan anak daripada kehilangan harta karena nama baik," kata dia.

Cerai

Darwin mengaku sudah lama tinggal terpisah dari ayah dan ibunya, setelah keduanya cerai. Dia dan dua saudara pun berjuang sendiri.

Meski sudah berstatus cerai, kata Darwin hubungan ayah dan ibunya tampaknya tidak begitu baik.

Sebab, Darwin mengaku pernah diminta oleh sang ayah untuk membenci ibunya. "Bapak suruh musuhi Ibu. Namanya kita ya tetap baik ke keduanya. Biar kaya apapun itu orangtua," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disebut Tewas Kecelakaan, Hansip di Kuningan Ternyata Jadi Korban Pembunuhan, Sang Istri Terlibat

Disebut Tewas Kecelakaan, Hansip di Kuningan Ternyata Jadi Korban Pembunuhan, Sang Istri Terlibat

Regional
Budayakan Hidup Sehat, Pj Gubernur Sulsel Ajak OPD dan Masyarakat Rutin Olahraga

Budayakan Hidup Sehat, Pj Gubernur Sulsel Ajak OPD dan Masyarakat Rutin Olahraga

Regional
Sopir Mengantuk, Calya Tabrak Pasutri di Banyumas dan Dua Orang Tewas

Sopir Mengantuk, Calya Tabrak Pasutri di Banyumas dan Dua Orang Tewas

Regional
2 Warga Tertimbun Longsor di Lampung

2 Warga Tertimbun Longsor di Lampung

Regional
Mengundurkan Diri karena UKT Mahal, Naffa: Cita-cita Saya Kuliah, tapi Tidak Terkabul

Mengundurkan Diri karena UKT Mahal, Naffa: Cita-cita Saya Kuliah, tapi Tidak Terkabul

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mandi di Sungai Sedalir, Bocah 8 Tahun Hanyut dan Ditemukan Tewas

Mandi di Sungai Sedalir, Bocah 8 Tahun Hanyut dan Ditemukan Tewas

Regional
Kronologi Polisi Tembak Mati DPO di Pekanbaru yang Nekat Tabrak Anggota saat Ditangkap

Kronologi Polisi Tembak Mati DPO di Pekanbaru yang Nekat Tabrak Anggota saat Ditangkap

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Kami akan Kembalikan Kejayaan Bumi Sriwijaya

Pj Gubernur Sumsel: Kami akan Kembalikan Kejayaan Bumi Sriwijaya

Regional
Detik-detik Satu Warga Purworejo Terseret Ombak Genjik hingga Hilang

Detik-detik Satu Warga Purworejo Terseret Ombak Genjik hingga Hilang

Regional
Usai Rakernas, PDI-P Purworejo Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup

Usai Rakernas, PDI-P Purworejo Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup

Regional
Gunung Marapi Meletus Lagi dan Lontarkan Abu Setinggi 1 Kilometer

Gunung Marapi Meletus Lagi dan Lontarkan Abu Setinggi 1 Kilometer

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com