KOMPAS.com - Jumiyem (65), warga Dukuh Sidosari, Desa Gubuk, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, ditemukan tewas di rumahnya pada Kamis (6/4/2023).
Polisi menyebut ada beberapa luka di tubuh korban dan salah satunya di kepala. Dugaan sementara, korban tewas dipukul benda tumpul.
Tewasnya Jumiyem pertama kali diketahui oleh Suyati (71), kakak ipar yang tinggal tak jauh dari rumah korban.
Awalnya Suyati curiga karena hingga pukul 06.30 WIB, Jumiyem tak kunjung membuka warung buburnya.
Baca juga: Wanita di Boyolali Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Ditemukan Tewas di Rumahnya dengan Sejumlah Luka
Padahal bianya jam 06.00 WIB, korban sudah mulai berjualan. Awalnya Suyati datang ke rumah korban berniat membeli gula pasir.
"Tadi mau beli gula pasir, dia kan jualan di depan. Enggak ada di depan, jadi ke belakang buat membayar. Biasanya memang kalau enggak ada di depan ya di belakang," ujar Suyati, kepada TribunSolo.com, Kamis (6/4/2023).
Namun sayang, setibanya di belakang atau area dapur, dia malah dibikin syok karena melihat korban dalam posisi tertelungkup.
Korban yang mengenakan daster batik ditemukan dalam posisi tengkurap dengan darah menggenang di bawah tubuh korban.
Baca juga: Misteri Botol Air Mineral di Tiap Liang Kuburan Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara
Teriakan Suyati pun membuat tetangga berdatangan. Dia langsung berteriak dan menyambangi suami yang juga kakak kandung korban, Genyo.
"Saya sebelumnya juga tak mendengar ada cekcok atau apa, saya shock, kaget," jelasnya.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke aparat polisi.
Jumiyem dikenal aktif di perkumpulan tempat tinggalnya di Dukuh Sidodadi RT 16, RW 8, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
"Orangnya baik, aktif di kegiatan lingkungan. Setiap perkumpulan RT (lingkungan) selalu datang. Kumpulan ibu-ibu datang, kumpulan bapak-bapak juga datang," kata Suwarmi (41), salah satu tetangganya.
Korban memiliki satu anak yang tinggal di Bekasi. Setiap hari korban berjualan bubur dan kebutuhan dapur di rumahnya.
"Setiap hari jualan bubur. Ramai. Yang beli bukan hanya warga sini, dari daerah lain juga banyak," jelas Suwarmi.