KOMPAS.com - Kasus pembunuhan bocah delapan tahun berinisial H di kebun sawit Bukit Intan, Simpang Teritip, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung masih menjadi misteri.
Pelaku pembunuhan berinisial AC (17) mengaku membunuh korban karena uang dan modusnya terinspirasi dari kasus penculikan.
Kepala Polda Kepulauan Bangka Belitung Irjen Yan Sultra mengatakan, pembunuhan yang dilakukan oleh AC berawal dari niat pelaku menculik dan meminta tebusan kepada orangtua korban.
"Keluarga korban dikenali dan dianggap mampu," ujar Yan, saat gelar kasus di Mapolda Bangka Belitung, Kamis (16/3/2023).
Namun, bukannya membiarkan korban hidup, pelaku justru membunuh korban dengan cara mengikat tangannya dan memukuli korban dengan kayu hingga tewas.
Aksi sadis juga dilakukan AC untuk memastikan korban tewas yaitu membunuh menggunakan pisau kater.
Dari hasil visum luar, Tim Inafis menemukan bekas luka akibat senjata tajam, sementara itu sebagian organ dalam korban tidak ditemukan.
Ayah korban Edi Purwanto (39) mengaku merasakan adanya kejanggalan atas motif pembunuhan bocah 8 tahun di Bangka Belitung yang disampaikan pelaku.
Menurut Edi, motif pelaku tidak dapat diterima karena keluarga pelaku justru lebih mapan lantaran memiliki kebun sawit yang luas.
"Dalam segi ekonomi itu memang lebih mampu keluarga si pelaku, karena punya kebun sawit itu pun udah berhektare-hektare," katanya.
"Sedangkan kami satu hektare pun belum ada, itu secara mudahnya, secara ilmiah dan secara kasat mata," tambah Edi dilansir dari Bangkapos.com, Minggu (19/3/2023).
Edi juga sangat kesal dengan tingkah pelaku yang seharusnya membiarkan anaknya hidup dan dalam kondisi baik jika memang menginginkan uang.
"Jengkelnya di situ, seandainya kalau dia hanya menginginkan uang, harusnya anak ini tidak dieksekusi dulu. Harus diperlihatkan anak ini masih hidup, jadi kami selaku keluarga bisa menyiapkan sejumlah uang yang dia minta," tambahnya.
Baca juga: Pembunuhan Bocah 8 Tahun di Bangka Barat, Diculik untuk Minta Tebusan, tapi Lebih Dulu Dihabisi
Dia melihat keanehan lain saat melihat dari kondisi tubuh Hafiza yang ditemukan dengan kondisi tidak utuh lagi.
Menurutnya itu menunjukkan adanya kemarahan atau dendam yang sangat besar.
"Seperti anak saya ini punya masalah besar sama dia. Sedangkan dari kecil, anak saya menganggap si pelaku ini sudah kayak kakak sendiri," imbuhnya.
Sumber: Kompas.com (Kompas.com Penulis Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur | Editor David Oliver Purba)
Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul FAKTA BARU Anak Hilang Tewas Tanpa Organ Dalam, Pelaku Terinspirasi Kasus Penculikan Bermotif Uang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.