Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jateng Siapkan Dana Tak Terduga Rp 21 Miliar untuk Tangani Bencana, Termasuk Erupsi Merapi

Kompas.com - 15/03/2023, 19:34 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menyiapkan anggaran sebesar Rp 21 miliar yang berasal dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menangani keadaan darurat di wilayahnya, termasuk penanganan bencana erupsi Gunung Merapi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno menjelaskan, selain BTT, anggaran juga disiapkan oleh Dinas Sosial (Dinsos), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta pemerintah pusat dengan skema pengajuan.

"Kalau di BTT kita ada Rp 21 miliar. Selain ada di BPBD dan Dinas Sosial juga sudah ada teralokasi di sana," kata Sumarno, usai menghadiri peringatan HUT Satpol PP tingkat Jateng di halaman kantor Pemkot Magelang, Rabu (15/3/2023).

Baca juga: Hari ke-4 Erupsi Merapi, Belum Ada Laporan Warga Kena ISPA

Dia menjelaskan, BTT bersifat fleksibel yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan terkait kondisi kedaruratan meskipun besarannya tidak bisa dianggarkan secara presisi.

Di Jawa Tengah itu sendiri merupakan daerah yang memiliki potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, hingga erupsi gunung Merapi.

"Dana BTT itu memang disediakan untuk kedaruratan bencana. Tapi namanya bencana kita tidak bisa mengalokasikan anggaran secara presisi sehingga dialokasikan di dalam belanja tidak terduga," imbuh Sumarno.

Sejauh ini, katanya, Pemprov Jawa Tengah telah memberikan bantuan kepada warga terdampak erupsi Gunung Merapi, di antaranya berupa masker dan pembersihan abu vulkanik.

Pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota menyatakan siap siaga jika terjadi kondisi terburuk akibat erupsi Gunung Merapi, yang belakangan ini aktivitasnya meningkat signifikan.

"Kalau terjadi hal buruk, kita kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota (yang terdampak). Bahkan sebelum ada kejadian kita sudah siap siaga," tandas Sumarno.

Sejauh ini pihaknya belum mengidentifikasikan tingkat kerugian material yang dialami masyarakat, utamanya para petani dan peternak, akibat erupsi Merapi sejak Sabtu, 11 Maret 2023 tersebut.

"Sebetulnya hujan abu itu kan juga berkah bagi petani, biasanya menjadi subur. Kalau kondisi di daerah-daerah tertentu masih dari risiko-risiko perlu diantisipasi, tidak melakukan aktivitas di daerah-daerah yang masih bahaya," paparnya.

Untuk itu, dia ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi untuk meningkatkan kewaspadaannya dan terus memantau kondisi gunung api teraktif di Indonesia itu.

Baca juga: Dishub Sleman Perbaiki Lampu Penerangan di Jalur Evakuasi Bencana Gunung Merapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com