Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Kesulitan Bebaskan Kapten Philip, Danrem 172 Sebut KKB Jadikan Anak dan Perempuan Tameng

Kompas.com - 11/03/2023, 08:15 WIB
Roberthus Yewen,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Danrem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring mengakui personel gabungan TNI-Polri di Papua kesulitan membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Marhtens. 

Seperti diketahui, Kapten Philip sudah sebulan lebih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Menurut Juinta, tak hanya medan yang sulit, pergerakan KKB yang kerap berpindah juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi aparat untuk membebaskan Philip.

Tak hanya itu, kendala lainnya adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya selalu membawa anak-anak kecil dan perempuan sebagai tameng.

Baca juga: 30 Hari Egianus Kogoya Menyandera Kapten Philip, Pencarian Melebar ke Lanny Jaya dan Isu Sang Pilot Kelaparan

“Upaya yang dilakukan TNI-Polri memang mengalami beberapa kendala, karena KKB Egianus Kogoya selalu membawa anak-anak kecil dan kaum perempuan dan mama-mama sebagai tameng,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/3/2023).

Oleh karena itu, Juinta meminta kepada tim di lapangan harus cerdas agar tepat sasaran dalam bertempur.

Ia meminta aparat tidak menyerang permukiman warga dan tidak membakar rumah maupun honai milik masyarakat.

“Masyarakat tidak semua mendukung KKB, namun karena takut,” kata jenderal yang akrab disapa JO ini.

Baca juga: Kapolda Papua: Penembakan di Yahukimo yang Tewaskan 2 Warga atas Perintah Egianus Kogoya

Dia menyatakan, pihaknya terus berupaya mencegah stigma kepada TNI di kalangan masyarakat di tanah Papua.

Apalagi tugas TNI adalah menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa di Papua,” ujarnya.

Philip disandera

Sebelumnya, Egianus Kogoya dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023.

Egianus kemudian menyandera Philip yang berkewarganegaraan Selandia Baru.

Pihak keamanan melakukan pencarian untuk menyelamatkan Kapten Philip. Pada 14 Februari, Satgas Damai Cartenz tiba di Distrik Paro.

Baca juga: Beredar Foto dan Video Kapten Philip Bersama Egianus Kogoya, Polisi: Kemungkinan untuk Mengelabui

Ternyata, Egianus dan kelompoknya tak berada di sana. Distrik Paro pun kosong karena warga setempat telah mengungsi ke Distrik Kenyam.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebutkan, Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philip.

Pada akhir Februari 2023, Egianus diketahui sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya. Egianus dan kelompoknya diduga membunuh anak kepala kampung yang berusia enam hingga delapan tahun karena ayahnya tak mau memberikan bahan makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Regional
Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com