Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Pendem Ambarawa atau Fort Willem I, Saksi Bisu Kolonialisme Belanda yang Dibalut Misteri

Kompas.com - 26/02/2023, 17:18 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Benteng Fort Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa adalah sebuah destinasi wisata sejarah di Jawa Tengah yang merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda.

Asal nama Benteng Fort Willem I diambil dari nama Willem Frederik Prins Vans Oranje-Nassau (1815-1840) sebagai penghormatan kepada Raja Belanda kala itu.

Baca juga: 6 Destinasi Wisata di Pulau Nusakambangan, Ada Pantai Permisan dan Benteng Klingker

Sementara nama Benteng Pendem Ambarawa diberikan oleh masyarakat setempat karena konstruksinya seperti benteng yang terpendam di tengah rawa.

Lokasi Benteng Fort Willem I berada di tengah persawahan Desa Lodoyong RT 07 RW 03, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Baca juga: Benteng Oranje, Hadiah Sultan Ternate yang Jadi Benteng VOC Pertama di Indonesia

Bekas bangunan benteng yang masih nampak kokoh berada di sekitar kompleks militer dan Lapas Ambarawa.

Untuk memasuki tempat ini wisatawan cukup membayar Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp 10.000 untuk dewasa ditambah biaya parkir kendaraan.

Baca juga: Benteng Baluwerti, Saksi Sejarah Perkembangan Keraton Yogyakarta

Sejarah Benteng Fort Willem I

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Benteng Fort Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa dibangun saat bergolaknya Revolusi Belgia di Eropa pada tahun 1830.

Revolusi Belgia yang terjadi di Belanda menimbulkan kekhawatiran jika gejolak itu meluas hingga Pulau Jawa.

Gubernur Jenderal Van den Bosch kemudian memerintahkan pendirian benteng-benteng di beberapa titik strategis di Pulau Jawa termasuk di Ambarawa.

Benteng Fort Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa.jatengprov.go.id Benteng Fort Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa.

Alasan lokasi pendirian Benteng Fort Willem I di Ambarawa adalah karena letaknya berada di jalur penghubung Semarang yang menjadi titik pertahanan paling penting.

Selain itu, Ambarawa merupakan titik kumpul pasukan apabila seluruh wilayah pesisir sudah jatuh ke tangan musuh dan tempat awal untuk dapat melancarkan serangan balik.

Dibutuhkan waktu sekitar 11 tahun yaitu dari tahun 1834 hingga 1845 untuk menyelesaikan benteng dengan barak yang mampu menampung 12.000 prajurit tersebut.

Sebelum pembangunannya, dipersiapkan terlebih dulu barak prajurit, bengkel kerja, dan perkampungan pekerja dengan daya tampung 4.500 orang di dekat benteng.

Baru kemudian dilakukan pembangunan benteng yang melibatkan insinyur zeni, penjaga, 3.000 kuli pribumi, serta beberapa tahanan yang dihukum kerja paksa.

Pada tahun 1844, benteng ini sudah mulai ditempati prajurit meskipun pembangunan benteng belum selesai sepenuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com