Bocah 12 Tahun Jadi Koordinator Anak Jalanan di Kepri demi Beli Motor

KEPRI, KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki berinisial AJ (12) nekad menjadi koordinator anak jalanan, di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Tujuan AJ adalah mengumpulkan setoran dari anak jalanan untuk membeli sepeda motor.

Meski masih sangat belia, AJ telah memanfaatkan beberapa anak untuk meminta-meminta atau mengemis.

Baca juga: Sambil Menikmati Donat, Lobi-lobi Besaran Infak FK Unila Disepakati

Dalam aksinya, AJ menyuruh beberapa anak laki-laki ataupun perempuan berusia 5 hingga 7 tahun untuk mengemis di lampu merah Sei Lakam, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

Selanjutnya, anak-anak tersebut menyetorkan hasil dari meminta-meminta kepada AJ. Sementara AJ akan membelikan jajanan bagi anak-anak yang dikoordinirnya.

Uang setoran yang diterima AJ setiap harinya mencapai ratusan ribu rupiah. 

Baca juga: Buka-bukaan Lucky Hakim: Uang Makan Minum Wabup Indramayu Rp 100 Juta Per Bulan, THP Rp 200 Juta Lebih

AJ dan beberapa anak jalanan terjaring razia yang dilaksanakan oleh Satpol PP Kabupaten Karimun, Kamis (16/02/2022) sore.

Kasi Tibum Satpol PP Kabupaten Karimun, Chairis Wandy mengatakan, AJ dan anak-anak jalanan lain telah beberapa kali terjaring razia.

Meski demikian, mereka tak kunjung jera dan tetap meminta-minta kepada pengendara yang berhenti di lampu merah.

Bahkan para orangtua dari anak-anak tersebut dipanggil untuk membuat surat pernyataan, tidak membiarkan anak-anak mereka meminta-minta.

"Anak-anak ini sudah beberapa kali terjaring. Orangtua mereka juga sudah membuat pernyataan agar anaknya tidak lagi meminta-meminta. Tapi ternyata masih," kata Wandy diwawancarai usai melakukan operasi.

Terhadap AJ, Satpol PP Kabupaten Karimun berencana akan memulangkannya ke kampung halamannya di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Dari informasi yang diperoleh Kompas.com, koordinator anak-anak jalanan di Kabupaten Karimun bukan hanya AJ.

Akan tetapi beberapa orang dewasa juga menjadi koordinator anak-anak tersebut.

Mirisnya lagi, beberapa di antaranya adalah orangtua yang menyuruh anak kandungnya sendiri untuk mengemis.