SEMARANG, KOMPAS.com - Puluhan anak jalanan dari berbagai sudut Kota Semarang sering kali terabaikan orangtuanya. Relawan Anantaka mendampingi anak-anak tersebut untuk belajar di luar sekolah.
Sebanyak 84 anak jalanan dari empat perkampungan di Semarang biasanya turun ke jalanan untuk mengemis, berdagang, atau membantu orangtuanya bekerja.
Mereka kesulitan membagi waktu antara belajar, bermain, dan bekerja. Direktur Anantaka Tsaniatus Sholihah mengakui jarang sekali anak-anak tersebut untuk bisa memiliki prestasi akademik maupun non-akademik.
Baca juga: Menggagas Sekolah Dasar Komunitas bagi Anak Jalanan
“Anak-anak jalanan seperti mereka ini biasanya berada dalam lingkaran kemiskinan, banyak yang belum tersentuh pemerintah,” tutur Ika kepada KOMPAS.com, Minggu (25/9/2022).
Oleh karena itu, pihaknya mulai mendampingi anak-anak yang terpinggirkan sejak 2018 dalam program jaring mimpi. Ika menilai, anak-anak tersebut memiliki hak pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.
“Kita enggak bisa banyak mengintervensi orangtua mereka untuk memperhatikan anak-anaknya, karena sebagian besar kurang berpendidikan,” imbuh Ika.
Ika berinisiatif memberi uang saku bulanan yang disalurkan dari para orangtua asuh. Kemudian mewadahi sesi konseling bulanan untuk setiap anak.
Dalam banyak kesempatan, ia menggandeng pihak lain untuk ikut terjun membantu anak-anak jalanan. Tak terkecuali institusi pendidikan.
Untuk memfasilitasi pembelajaran, mahasiswa Universitas 17 Agustus ini menggunakan dana hibah dari Kemendikbudristek untuk memberi paket data internet hingga mengeksplorasi bacaan edukatif online.
Kemudian pihaknya juga menyumbangkan buku-buku pelajaran dan bacaan cerita anak untuk 15 anak jalanan di Kawasan Wonosari Kota Semarang.
“Pokoknya mereka akan terus kami dampingi supaya bisa meningkatkan kapasitas diri dan lebih berprestasi,” ujar Indra Kertati, pengelola program hibah.
Upayanya terbukti berbuah manis, salah satu anak yang diasuhnya berhasil bersekolah di SMA Negeri 3. Ika akan terus mengadvokasi orang tua, bila anak-anaknya dapat berprestasi dengan dukungan penuh keluarga.
Baca juga: Komunitas Satoe Atap, Pengabdian Anak Muda di Semarang untuk Pendidikan Anak Jalanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.