Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Air Hilang, 2.000 Warga Lereng Merapi Demo agar Penambangan Pasir Ilegal Dihentikan

Kompas.com - 11/02/2023, 17:22 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Merespon banyaknya kerugian yang dialami selama bertahun-tahun, ribuan warga terdampak tambang ilegal turun lereng Merapi untuk meminta penambang menghentikan aktivitasnya.

"Jalan desa jadi rusak, ekosistem lereng Gunung Merapi rusak, apalagi mata air untuk masyarakat sudah hilang gara-gara ini. Kalau ada erupsi sedangkan jalan desa rusak, mau bagaimana nanti," ujar Bendahara MWC NU Srumbung Sutaya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/2/2023)..

Sekitar 2.000 orang yang terdiri dari warga 17 desa dan Majelis Wakil Cabang Nadlatul Ulama (MWC NU) Srumbung, Magelang, sepakat melakukan aksi sweeping penambang liar di lereng Gunung Merapi, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Obyek Wisata Kalikuning dan Plunyon Ditutup 8 Hari, Tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan di Lereng Merapi

Mereka masih mendapati beberapa penambang yang bebal. Satu per satu para operator alat berat diminta untuk menghentikan aktivitasnya.

"Ada sebagian yang awalnya ngeyel (bebal). Tapi setelah kita sampaikan maksud dan tujuan aksi ini, mereka bisa menerima dan siap berhenti selama proses negosiasi," bebernya.

Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding sempat bertemu dengan warga yang terdampak, termasuk ulama dan pengurus NU Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Abdul mengimbau supaya demo atau sweeping yang dilakukan warga tidak menggunakan kekerasan. Sehingga tujuan penutupan tambang ilegal bisa tercapai.

"Jangan anarkis, yang penting penambangannya berhenti dulu dan mencari solusi. Yang penting solid. Maka butuh pengorganisasian yang bagus," jelasnya.

Dalam video yang ditayangkan oleh akun Facebook MWC NU Srumbung, Abdul sempat menyampaikan persoalan ini kepada Menteri ESDM.

"Masyarakat menganggap terkesan dibiarkan. Ada 17 desa yang terdampak illegal mining (penambangan ilegal). Saya ke sana untuk bentuk tim menindaklanjuti laporan masyarakat," tutur Abdul.

Baca juga: Respons Penambangan Ilegal yang Tak Berhenti, Begini Usulan Ganjar

Menurutnya, penambangan liar di lereng Gunung Merapi sudah terbukti menyebabkan sejumlah kerusakan ekosistem. Mulai dari hilangnya mata air hingga rusaknya jalan desa yang digunakan warga.

"Wilayah penambangan liar ini masuk area konservasi Gunung Merapi. Bayangkan jika Merapi erupsi, kalau jalannya rusak bagaimana ini. Saya minta ini ditindaklanjuti secara khusus. Saya siap mendampingi," pintanya kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Sekelompok Bocah Bobol Minimarket Mijen Semarang, Curi Rokok dan Uang Tunai

Viral, Video Sekelompok Bocah Bobol Minimarket Mijen Semarang, Curi Rokok dan Uang Tunai

Regional
Info Job Fair Pemkot Magelang 2024, Ada 4.000 Lowongan Kerja, Digelar 2 Hari

Info Job Fair Pemkot Magelang 2024, Ada 4.000 Lowongan Kerja, Digelar 2 Hari

Regional
Mantan Sekda Kota Magelang Ambil Formulir Pilkada 2024 di PDI-P

Mantan Sekda Kota Magelang Ambil Formulir Pilkada 2024 di PDI-P

Regional
Tinjau Pasar Mambo Tangerang, Pj Walkot Ajak Pedagang Jaga Kebersihan dan Gunakan Fasilitas Sesuai Fungsinya

Tinjau Pasar Mambo Tangerang, Pj Walkot Ajak Pedagang Jaga Kebersihan dan Gunakan Fasilitas Sesuai Fungsinya

Regional
Petugas Damkar di Tegal Terlindas Mobil Pemadam, Dilarikan ke RS

Petugas Damkar di Tegal Terlindas Mobil Pemadam, Dilarikan ke RS

Regional
Alasan Muda-Tanjung Daftar Bacalon Gubernur dan Wagub Kalbar Jalur Independen

Alasan Muda-Tanjung Daftar Bacalon Gubernur dan Wagub Kalbar Jalur Independen

Regional
Berangkatkan 455 Jemaah Calon Haji Asal Palembang, Pj Agus Fatoni: Titip Doa agar Sumsel Maju

Berangkatkan 455 Jemaah Calon Haji Asal Palembang, Pj Agus Fatoni: Titip Doa agar Sumsel Maju

Kilas Daerah
Alasan PKB Usung Eks Wabup Magelang Jadi Calon Bupati 2024

Alasan PKB Usung Eks Wabup Magelang Jadi Calon Bupati 2024

Regional
12 Kios Aksesori Motor di Tegal Ludes Terbakar, Apa Penyebabnya?

12 Kios Aksesori Motor di Tegal Ludes Terbakar, Apa Penyebabnya?

Regional
Gelapkan Uang Perusahaan Rp 2,6 M, 2 Karyawan di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gelapkan Uang Perusahaan Rp 2,6 M, 2 Karyawan di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Wabup Semarang Basari Daftar Bacalon Bupati Melalui PKB, Ini Perinciannya...

Wabup Semarang Basari Daftar Bacalon Bupati Melalui PKB, Ini Perinciannya...

Regional
Rangkaian Kegiatan Seru Digelar untuk Sambut HUT Ke-78 Provinsi Sumsel

Rangkaian Kegiatan Seru Digelar untuk Sambut HUT Ke-78 Provinsi Sumsel

Regional
Pilkada Sumbar dan Kota Padang Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Sumbar dan Kota Padang Dipastikan Tanpa Calon Independen

Regional
Pemprov Kalbar Larang Sekolah Gelar Acara Perpisahan Mewah, Apa Alasannya?

Pemprov Kalbar Larang Sekolah Gelar Acara Perpisahan Mewah, Apa Alasannya?

Regional
Pilkada Kota Magelang Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Kota Magelang Dipastikan Tanpa Calon Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com