Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertipu Investasi Bodong Berkedok Bisnis Katering, Korban Tergiur Untung Besar, Kerugian Rp 3 M

Kompas.com - 25/01/2023, 09:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Puluhan warga di Desa Cikupa, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diduga menjadi korban penipuan investasi bodong bermodus bisnis katering.

Total jumlah korban untuk sementara 21 orang. Para korban mengaku diiming-iming keuntungan per minggu Rp 800.000 oleh terduga pelaku berinisial AM (39).

Sementara total kerugian para korban diperkirakan mencapai Rp 3 miliar.

"Modus penawaran itu korban harus memberikan modal dan akan mendapatkan keuntungan selama 1 minggu sekali uang Rp 800.000," jelas Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Muhammad Hafid Firmansyah dilansir dari Tribunjabar.id, Selasa (24/1/2024).

Baca juga: Jadi Provinsi Termiskin di Jawa, Pemerintah DIY: Warga Yogyakarta Gemar Menabung dan Investasi

Keperluan pribadi

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus itu berawal saat perempuan berinisial AM itu mendapat order katering dalam jumlah besar.

Baca juga: 21 Warga Tertipu Investasi Bodong Usaha Katering, Kerugian Rp 3 Miliar

AM pun mengaku kekurangan modal untuk memenuhi pesanan katering itu. Namun untuk memenuhi pesanan tersebut, pelaku mengaku membutuhkan modal yang tak sedikit.

AM lalu berinisiatif mengajak sejumlah korban untuk berinvestasi dengan janji memberi keuntungan yang cukup besar.

Para korban yang terbuai janji AW akhirnya turut menyetorkan uang sebesar dua kali dengan total Rp 35 juta.

Sayangnya, uang tersebut ternyata tidak dipakai untuk bisnis katering. Pelaku diduga  menggunakannya untuk keperluan pribadi.

"Awalnya kami tergiur itu, sebab dia menawarkan mau join apa nggak. Kalau setor Rp 30 juta dapat Rp 3 juta, tapi kenyataannya tidak. Dari awalnya sih tidak curiga dan si pelaku ini masih ada hubungan saudara," kata Yeyin, salah satu korban.

Kecurigaan warga muncul setelah AW tak segera menyerahkan keuntungan yang dijanjikan. Warga pun lalu melapor ke polisi.

"Kejanggalan terjadi itu, saat saya mau ambil tanggal 8 Januari, katanya di tanggal 15 Januari. Ditunggu lagi seminggu. Akhirnya ketemu hari Sabtu. Ternyata banyak orang yang nagih dan mereka yang nagih itu sebagai korban juga," kata Yeyin.

Sementara itu, kata Hafid, pelaku sempat memberikan uang kepada korban sebesar Rp 1,6 juta dengan dalih hasil bisnis katering. Tujuannya agar mengilangkan kecurigaan para korban.

Namun, uang tersebut adalah milik korban yang sebelumnya sudah disetorkan.

Hafid menyebutkan, berdasarkan laporan dan hasil penyelidikan, korban investasi bodong bisnis katering ini sebanyak 21 orang dari rentang pertengahan 2022 hingga Januari 2023.

(Farid Assifa).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com