Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tambang Ilegal, Bupati Klaten: Intinya Saya Terima Kasih dengan Mas Gibran

Kompas.com - 30/11/2022, 18:04 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Bupati Klaten Sri Mulyani mengapresiasi langkah cepat bebrbagai lembaga terkait penanganan adanya dugaan tambang ilegal di wilayah Klaten.

Hal ini juga tidak lepas dari dukungan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Cuitan Gibran 'backingannya ngeri' soal tambang ilegal di Klaten langsung mendapat respons dari berbagai pihak.

Selain dari Kepolisian Resor (Polres) Klaten, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga langsung merespons dengan cepat adanya dugaan tambang ilegal di wilayah Klaten.

Bahkan, Ganjar sampai mengadakan rapat koordinasi (rakor) menyikapi persoalan tambang ilegal yang marak di wilayah Jawa Tengah.

"Intinya saya terima kasih dengan Mas Gibran. Dengan cuitan itu Mas Gibran kita pemimpin memang tidak hanya hadir secara fisik. Tapi pemimpin hadir secara dunia maya. Di medsos kan pelayanan juga kan itu," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Polda Jateng Pastikan Tak Ada Anggota Polri yang Bekingi Tambang Ilegal di Klaten

"Alhamdulillah, dengan cuitan Mas Gibran dan memang saya dulu pernah cerita dengan Mas Gibran bagaimana dibantu untuk matur sama Bapak Presiden. Saat itu ya respons Mas Gibran dalam tentunya menanggapi aduan itu saya apresiasi. Harapan saya dengan viralnya ini segera ada lah tindakan dari yang terkait untuk terjun ke Klaten untuk dilakukan penertiban," sambung dia.

Sri Mulyani mengatakan memang ada rakor bersama Gubernur Ganjar menyikapi persoalan tambang ilegal di wilayah Jawa Tengah. Namun karena padatnya agenda, dirinya tidak bisa ikut hadir dan diwakili oleh Wakil Bupati.

"Kemarin kebetulan saya tidak hadir karena memang barengan ada acara padat sekali di Klaten sudah terjadwal tidak bisa ditinggal. Saat itu yang hadir Pak Wakil Bupati. Pak Wakil menyampaikan daerah tertekan (adanya dugaan tambang ilegal), ya sudah kan terwakili," ungkap dia.

Pihaknya mengakui kesulitan menertibkan tambang ilegal di wilayah Klaten. Sehingga membutuhkan kerja sama dan kolaborasi semua pihak, baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kebupaten.

"Sebenarnya ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat saja atau provinsi atau kabupaten. Tapi ini harus berkolaborasi, kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi atau kabupaten untuk sama-sama menertibkan tambang-tambang ilegal di Klaten," jelas dia.

"Saya diajak juga senang sekali. Saya tunjukkan daerah yang paling rawan. Kalau ke Girpasang itu kan banyak sekali, sudah luar biasa dalamnya itu, sudah tidak bisa ditoleransi lagi sebenarnya. Memang harus segera ditangani nanti akan menimbulkan korban jiwa, akan menimbulkan bencana kalau itu tidak segera ditangani," tambah dia.

Baca juga: Soal Tambang Ilegal, Ganjar: KPK dan Bareskrim Saya Minta untuk Turun

Selain bisa menimbulkan korban jiwa dan bencana, lanjut dia ,apabila tanah itu terus digali maka akan membuat sumber mata air di wilayah Klaten berkurang.

"Padahal mata air di Klaten itu mengaliri PDAM Solo. PDAM Solo itu kan mata airnya ngambilkan di Klaten. Kalau tambang ini tidak ditertibkan maka akan berdampak dengan debit air yang keluar dari sumber-sumber mata air yang ada di Klaten," kata Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com