Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Warga Wadas yang Dulu Menolak, tapi Sekarang Menerima Tambang

Kompas.com - 14/10/2022, 15:34 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Proses pembebasan lahan di lokasi tambang quarry Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, berjalan alot. Sebab sejumlah warga terbelah menjadi 2 kelompok, yakni pro tambang dan Kontra tambang.

Meski demikian, ada juga warga yang semula menolak namun sekarang sudah menerima lahannya dijadikan lahan tambang. Seperti yang dilakukan Waliyah (48), perempuan warga Dusun Randu Parang RT/RW 03/03 ini.

Baca juga: Sempat Menolak Tambang Quaryy, Pemilik 6 Bidang Lahan di Desa Wadas Dapat Ganti Rugi hingga Rp 9 Miliar

Waliyah mengatakan, dulu ia merupakan penentang keras tambang quarry di desanya. Namun setelah melihat ganti rugi gelombang pertama cair, ia berbalik arah dan merelakan tanahnya digunakan sebagai lahan tambang.

Tak hanya itu, ia menyebut kerelaann melepas tanah di Wadas juga karena saran dari anak-anak nya. Alasan lain yang mendasari Waliyah menolak adalah, ia juga takut apabila tanahnya digunakan untuk tambang nantinya tidak bisa membeli tanah lagi.

"Dulu saya menolak karena takut imbasnya, saya enggak tau kalau malah efeknya baik dan dapat uang banyak, sekarang sudah tahu dan (tanah) dibeli mahal sekali," kata Waliyah pada Jumat (14/10/2022).

Diketahui sebelumnya, Waliyah menjadi ganda terdepan untuk menolak pengukuran lahan di desanya. Ia juga sempat bergabung dengan Wadon Wadas, organisasi warga kontra tambang.

Kini dari penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), Waliyah akan mendapatkan Rp 8 miliar dari hasil ganti rugi 5 bidang tanah dan tanam yang tumbuh di lahan miliknya.

“Dari hasil musyawarah, saya akan mendapat ganti rugi Rp 8 miliar. Lima bidang tanah saya beserta tanamannya seperti kelapa, albasiyah, jati, kemukus, karet, durian dan lainnya, saya sudah rela,” kata waliyah.

Waliyah menyebut setelah menerima ganti rugi akhir Oktober nanti, Waliyah beserta sang ibu, suami dan anak serta cucunya akan segera pindah dari Dusun Randuparang. Alasannya karena mereka sudah tidak nyaman dengan kondisi kampungnya.

Ia menyebut, di Dusun tersebut masih ada sebagian warga yang menolak. Hingga kini total ada 35 bidang tanah yang masih belum diinventarisasi dan identifikasi.

“Uang ganti ruginya mau saya belikan tanah di Desa Pekacangan. Saya dan keluarga juga akan membangun rumah di sana. Di Dukuh Randuparang Desa Wadas sudah tidak nyaman," kata Waliyah.

Baca juga: Belum Aman dari Ancaman Tambang, Warga Wadas Upacara Kibarkan Bendera Setengah Tiang di Lahan Tambang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com