PURWOREJO, KOMPAS.com - Proses pembebasan lahan di lokasi tambang quarry Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, berjalan alot. Sebab sejumlah warga terbelah menjadi 2 kelompok, yakni pro tambang dan Kontra tambang.
Meski demikian, ada juga warga yang semula menolak namun sekarang sudah menerima lahannya dijadikan lahan tambang. Seperti yang dilakukan Waliyah (48), perempuan warga Dusun Randu Parang RT/RW 03/03 ini.
Waliyah mengatakan, dulu ia merupakan penentang keras tambang quarry di desanya. Namun setelah melihat ganti rugi gelombang pertama cair, ia berbalik arah dan merelakan tanahnya digunakan sebagai lahan tambang.
Tak hanya itu, ia menyebut kerelaann melepas tanah di Wadas juga karena saran dari anak-anak nya. Alasan lain yang mendasari Waliyah menolak adalah, ia juga takut apabila tanahnya digunakan untuk tambang nantinya tidak bisa membeli tanah lagi.
"Dulu saya menolak karena takut imbasnya, saya enggak tau kalau malah efeknya baik dan dapat uang banyak, sekarang sudah tahu dan (tanah) dibeli mahal sekali," kata Waliyah pada Jumat (14/10/2022).
Diketahui sebelumnya, Waliyah menjadi ganda terdepan untuk menolak pengukuran lahan di desanya. Ia juga sempat bergabung dengan Wadon Wadas, organisasi warga kontra tambang.
Kini dari penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), Waliyah akan mendapatkan Rp 8 miliar dari hasil ganti rugi 5 bidang tanah dan tanam yang tumbuh di lahan miliknya.
“Dari hasil musyawarah, saya akan mendapat ganti rugi Rp 8 miliar. Lima bidang tanah saya beserta tanamannya seperti kelapa, albasiyah, jati, kemukus, karet, durian dan lainnya, saya sudah rela,” kata waliyah.
Waliyah menyebut setelah menerima ganti rugi akhir Oktober nanti, Waliyah beserta sang ibu, suami dan anak serta cucunya akan segera pindah dari Dusun Randuparang. Alasannya karena mereka sudah tidak nyaman dengan kondisi kampungnya.
Ia menyebut, di Dusun tersebut masih ada sebagian warga yang menolak. Hingga kini total ada 35 bidang tanah yang masih belum diinventarisasi dan identifikasi.
“Uang ganti ruginya mau saya belikan tanah di Desa Pekacangan. Saya dan keluarga juga akan membangun rumah di sana. Di Dukuh Randuparang Desa Wadas sudah tidak nyaman," kata Waliyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.