Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Deklarasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo yang Diumumkan Sebelum 17 Agustus 1945

Kompas.com - 16/08/2022, 16:05 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Deklarasi kemerdekaan Indonesia yang diumumkan di lapangan Kota Gorontalo menjadi pemantik kebangkitan nasionalisme masyarakat.

Pidato deklarasi ini diucapkan oleh Nani Wartabone, tokoh petani Gorontalo yang menjadi ketua Komite 12.

Deklarasi kemerdekaan itu berbunyi: Pada hari ini tanggal 23 Januari 1942, kami Bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka bebas, lepas dari penjajahan bangsa manapun juga. Bender akita Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya, Pemerintah Belanda sudah diambil alih Pemerintah Nasional. Atas nama segenap rakyat, Ketua Komite Duabelas, Nani Wartabone.

Baca juga: Ternyata, Gorontalo Mendeklarasikan Kemerdekaan Lebih Dulu dari Proklamasi 17 Agustus 1945

Peristiwa 23 Januari 1942 ini berlangsung pukul 10.00 Wita, setelah orang-orang menawan pimpinan Pemerintahan Hindia Belanda. Setelah itu dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".

Tulisan deklarasi kemerdekaan Indonesia bisa dibaca di Museum Pahlawan Nani Wartabone di Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

“Sayangnya naskah aslinya sampai sekarang belum diketahui, padahal kami sudah mencarinya di rumah Pak Nani Wartabone,” kata Merry Arsyad, edukator Museum Purbakala Provinsi Gorontalo, Selasa (16/8/2022).

Komite 12 ini adalah pimpinan partai politik di Gorontalo yang bersiap menghadapi segala kemungkinan akibat pecah Perang Pasifik.

Mereka adalah Nani Wartabone sebagai ketua, Koesno Dhanoepojo sebagai wakil ketua, Oe Boeloati sebagai sekretaris, anggotanya terdiri dari Usman Hadju, Usman Tumu, AG Usu, M Sugondo, RM Dhanu Watio, Sagaf Alhasni, Hasan Badjeber, AR Oeintoe, dan Usman Monoarfa.

Dari penelusuran salinan dokumen yang dibuat Nani Wartabone di Museum Purbakala Provinsi Gorontalo, diketahui pada deklarasi kemerdekaan Indonesia di Gorontalo, ia menjadi pucuk pimpinan setelah mengambil alih kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda.

Baca juga: Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Asli Tulisan Tangan Soekarno

Anggota Komite 12 lainnya berfungsi sebagai anggota badan legislatif dalam menjalankan stabilitas pemerintahan sehari-hari.

“Dalam catatannya Pak Nani Wartabone juga diketahui bahwa setelah Deklarasi Kemerdekaan Indonesia, pada 1 Februari 1942 Panglima Komando Tentara Jepang di Manado mengirim 3 orang perwiranya untuk meminta bantuan pangan dari Pemerintah Gorontalo,” ucap Merry Arsyad.

Selain meminta bahan pangan ternyata tentara Jepang juga meminta penyerahan orang-orang Belanda yang ditawan lascar rakyat di Gorontalo. Sebanyak 200 orang tentara KNIL dan orang Belanda diserahkan ke komando tentara Jepang di Manado.

Baca juga: Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Versi Tulisan Tangan Soekarno dan Ketikan Sayuti Melik

Pengiriman makanan ke Manado ini diterima oleh Badan Pengamat Perekonomian Rakyat yang dipimpin Arnold Mononutu. Sebagai imbalannya, Pemerintahan Gorontalo mendapat alat pertanian dan tekstil.

Sayangnya, pada 6 Juni 1942, komando tentara Jepang telah menduduki Gorontalo, melarang pengibaran bendera Merah Putih, dan membubarkan semua organisasi politik.

“Pak Nani Wartabone sempat diminta menjadi Gunco Kaigi Gico atau Jogugu, seperti kepala daerah. Namun, beliau menolaknya dan memilih untuk kembali ke pekerjaan semula sebagai petani, ia tidak mau diperalat Jepang,” tutur Merry Arsyad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com