LAMPUNG, KOMPAS.com - Perasaan campur aduk dialami sejumlah orangtua yang anaknya masuk kelas 1, mulai dari bolak-balik membeli buku hingga khawatir sang buah hati menangis di kelas.
Lukman (38) bergegas ke sepeda motornya yang diparkir di tepi Jalan Tamin, Bandar Lampung, Senin (18/7/2022) pagi.
Padahal, Lukman baru tiba mengantarkan putranya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 9 Bandar Lampung.
"Dua aja, Yah, bukunya," seru sang putra saat Lukman mulai pergi.
Baca juga: 10 SMA Terbaik di Indonesia Versi LTMPT, Jakarta Mendominasi, 1 Sekolah di Bandung Tembus 5 Besar
Senin ini adalah hari pertama sang putra bersekolah di kelas 1 di MIN tersebut.
"Padahal, semalam udah disiapin buku-bukunya, udah disampul juga, tapi ternyata enggak kebawa. Agak kesiangan sih tadi," kata Lukman, tawanya berderai.
Tak hanya Lukman yang mengalami "demam" saat anaknya pertama kali sekolah.
Sejumlah orangtua lain juga khawatir saat buah hati mereka masuk sekolah dasar.
Seolah mereka yang bersekolah, para orangtua ini merelakan diri menunggu di luar sekolah, di tepi jalan, atau di depan gerbang bersama orangtua lainnya.
"Ya biasanya ditungguin waktu TK dulu, sekarang kan ditinggal. Ini orangtuanya yang cemas, anaknya mah senang-senang aja," kata Nurani (29), warga Kecamatan Langkapura.
Baca juga: Syarat Masuk 25 Sekolah Swasta di Bandung dan Cimahi yang Gratiskan Biaya Pendidikan
Nuraini mengaku "harap-harap cemas" mengantar putrinya yang baru masuk kelas 1 itu pertama bersekolah.
Bahkan selepas subuh, dia dan suaminya sudah bersiap-siap untuk berangkat.
Perdana masuk sekolah dasar diakui Nuraini sangat berbeda dari TK. Jika saat di TK, Nuraini bisa lebih santai karena sekolah dekat dengan rumah, dan juga lebih longgar.
Namun, begitu diterima di MIN tersebut, dia harus bangun lebih pagi.
"Pertama, takut macet; kedua, nyari bangku. Jangan sampai duduk di belakang," kata Nuraini.
Rasa khawatir juga dialami oleh Septaria (34), warga Kecamatan Kemiling yang putranya bersekolah di MIN tersebut.
Baca juga: Limbah Hitam Cemari Pantai Lampung, Pertamina Kerahkan 15 Kapal Bersihkan Ceceran
"Khawatir aja, karena kan belum ada teman, takutnya pas ditinggal nangis," kata Septaria.
Karena itu, Septaria mau tidak mau menunggu hingga upacara selesai dan sang putra masuk kelas.
"Orangtua enggak boleh nunggu di dalam, jadi tadi ramai yang nunggu di luar sekolah," kata Septaria.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.