Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Orangtua Antar Anak Hari Pertama Sekolah: Cemas, Bolak-balik Beli Buku, hingga Bangun Lebih Pagi

Kompas.com - 18/07/2022, 09:13 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Perasaan campur aduk dialami sejumlah orangtua yang anaknya masuk kelas 1, mulai dari bolak-balik membeli buku hingga khawatir sang buah hati menangis di kelas.

Lukman (38) bergegas ke sepeda motornya yang diparkir di tepi Jalan Tamin, Bandar Lampung, Senin (18/7/2022) pagi.

Padahal, Lukman baru tiba mengantarkan putranya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 9 Bandar Lampung.

"Dua aja, Yah, bukunya," seru sang putra saat Lukman mulai pergi.

Baca juga: 10 SMA Terbaik di Indonesia Versi LTMPT, Jakarta Mendominasi, 1 Sekolah di Bandung Tembus 5 Besar

Senin ini adalah hari pertama sang putra bersekolah di kelas 1 di MIN tersebut.

"Padahal, semalam udah disiapin buku-bukunya, udah disampul juga, tapi ternyata enggak kebawa. Agak kesiangan sih tadi," kata Lukman, tawanya berderai.

Tak hanya Lukman yang mengalami "demam" saat anaknya pertama kali sekolah.

Sejumlah orangtua lain juga khawatir saat buah hati mereka masuk sekolah dasar.

Seolah mereka yang bersekolah, para orangtua ini merelakan diri menunggu di luar sekolah, di tepi jalan, atau di depan gerbang bersama orangtua lainnya.

"Ya biasanya ditungguin waktu TK dulu, sekarang kan ditinggal. Ini orangtuanya yang cemas, anaknya mah senang-senang aja," kata Nurani (29), warga Kecamatan Langkapura.

Baca juga: Syarat Masuk 25 Sekolah Swasta di Bandung dan Cimahi yang Gratiskan Biaya Pendidikan

Nuraini mengaku "harap-harap cemas" mengantar putrinya yang baru masuk kelas 1 itu pertama bersekolah.

Bahkan selepas subuh, dia dan suaminya sudah bersiap-siap untuk berangkat.

Perdana masuk sekolah dasar diakui Nuraini sangat berbeda dari TK. Jika saat di TK, Nuraini bisa lebih santai karena sekolah dekat dengan rumah, dan juga lebih longgar.

Namun, begitu diterima di MIN tersebut, dia harus bangun lebih pagi.

"Pertama, takut macet; kedua, nyari bangku. Jangan sampai duduk di belakang," kata Nuraini.

Rasa khawatir juga dialami oleh Septaria (34), warga Kecamatan Kemiling yang putranya bersekolah di MIN tersebut.

Baca juga: Limbah Hitam Cemari Pantai Lampung, Pertamina Kerahkan 15 Kapal Bersihkan Ceceran

"Khawatir aja, karena kan belum ada teman, takutnya pas ditinggal nangis," kata Septaria.

Karena itu, Septaria mau tidak mau menunggu hingga upacara selesai dan sang putra masuk kelas.

"Orangtua enggak boleh nunggu di dalam, jadi tadi ramai yang nunggu di luar sekolah," kata Septaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Regional
Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut 'Jebakan Batman'

Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut "Jebakan Batman"

Regional
Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Regional
Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Regional
Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Pelaku UMKM Dompet Tenun Badui Kewalahan Layani Pelanggan

Regional
Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Mengintip Rumah Adaptif untuk Atasi Persoalan Banjir Rob Demak

Regional
Duduk Perkara Hoaks ODGJ 'Dijual' Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Duduk Perkara Hoaks ODGJ "Dijual" Jadi PSK di Jember, Tetangga Dilaporkan ke Polisi

Regional
Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Regional
Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Tim Penjinak Bom Brimob Sterilisasi Bandara dan Hotel Jelang Penahbisan Uskup Agung Kupang

Regional
Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Kejari Jayapura Eksekusi 4 Pelanggar Pemilu

Regional
Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Kekerasan Seksual Anak di Brebes Meningkat Setiap Tahun, Januari-April 2024 Tercatat 15 Kasus

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Mayat Pria Tanpa Identitas yang Ditemukan di Hutan Kateri Dikenali Keluarga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com