Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT BIS: Harga Sewa di Pasar Bintan Naik untuk Ungkap Mafia Lapak

Kompas.com - 15/07/2022, 16:34 WIB
Elhadif Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BINTAN, KOMPAS.com - PT Bintan Inti Sukses (BIS), perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), menaikan harga sewa lapak pasar ikan dan sayuran di Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur dan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Harga sewa lapak pasar ikan dan sayuran di kisaran Rp 150.000 sampai Rp 200.000 per bulannya. Namun mulai Juli ini, harga sewa dinaikkan menjadi Rp 600.000.

Naiknya harga sewa lapak membuat pedagang di Pasar Inpres Berdikari dan Pasar Barek Motor di Kijang Kota ricuh. Mereka tidak setuju dengan kenaikan tersebut.

Di sisi lain, pedagang di pasar Kawal tidak menunjukkan protes.

Baca juga: Talaga Pineus Riverside Camp Pangalengan: Harga Sewa Tenda, Fasilitas, dan Cara Reservasi

Komisaris PT BIS, Hafizar, mengaku kenaikan harga sewa lapak tersebut merupakan trik perusahaan plat merah ini untuk mengungkap mafia lapak di pasar-pasar Kecamatan Bintan Timur.

"Ya sekaligus juga untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bintan," ujar Hafizar, Jumat (15/7/2022).

Bedasarkan instruksi dari Dirut PT BIS, Hafizar diminta untuk menangani permasalahan praktik jual beli lapak dari pihak ketiga ke pedagang alias mafia lapak di Kecamatan Bintan Timur.

Salah satu trik yang dilakukannya adalah dengan menaikan harga sewa lapak.

Tentunya dia mengetahui trik ini bakal menimbulkan gejolak dan kericuhan.

Namun sebelum memberlakukannya, pihak perusahaan sudah membahasnya dengan Komisi II DPRD Bintan. Bahkan mereka menyepakatinya.

"Di situ sudah mulai terungkap adanya mafia lapak. Karena dengan adanya kenaikan sewa lapak maka pedagang yang memiliki kepentingan dengan mafia lapak akan menjerit," kata Hafizar.

Hafizar menyebutkan pihaknya tidak ingin ada sewa diatas sewa. Maka praktik atau mata rantainya harus segera diputus dan dihentikan, karena merugikan semua pihak.

Di sisi lain, kenaikan sewa lapak ini juga untuk memperbaiki beberapa fasilitas di pasar. Seperti atap pasar yang bocor, kamar mandi yang kurang memadai dan lantai yang kotor. Maka itu semua akan dibenahi untuk kenyamanan para pedagang dan pembeli.

Baca juga: Terlibat Mafia Tanah, Mantan Camat Di Bengkulu Divonis 5 Tahun Penjara

"Sulit juga untuk dilakukan perawatan jika tarif tidak dinaikan. Awalnya Rp 6.000-an sampai Rp 12.000-an per hari. Namun sekarang kita tetapkan Rp 600 ribuan per bulan atau Rp 7,2 juta per tahun. Besaran tarif ini sebenarnya masih rendah dibandingkan lapak Bintan Center Tanjungpinang yang dipatok Rp 18 juta per tahun," jelas Hafizar.

Dengan naiknya sewa lapak menjadi Rp 600.000 per bulan diperkirakan PT BIS akan mendapatkan laba sebesar Rp 250-300 juta pertahunnya.

Tentunya kenaikan sewa lapak ini juga untuk mendongkrak PAD Bintan. Karena perusahaan milik Pemkab Bintan ini akan menyumbangkan 70-80 persen cuman itu ke kas daerah.

"Untuk laba kotor dari sewa lapak di pasar Kijang Kota dan Kawal kita bisa dapatkan kenaikan sewa lapak sekitar Rp 250- Rp 300 juta. Tentunya ini menjadi sumber PAD Bintan yang baru karena sebelum dikelola PT BIS tidak ada PAD yang bersumber dari sewa lapak," ucap Hafizar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com