Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Padi, Petani Wonogiri Tak Bisa Rasakan Harga Pemerintah, Kalah dengan Tengkulak

Kompas.com - 23/06/2022, 11:32 WIB
Muhlis Al Alawi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo menyatakan meski panen padi, petani di Wonogiri tidak dapat merasakan standar harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 4.200 per kilogram.

"HPP itu tidak pernah dirasakan petani. Kasihan sekali. HPP yang nikmati bukan petani tetapi pihak-pihak pelaku bisnis (tengkulak)," ujar pria yang akrab disapa Jekek kepada Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Hal tersebut disampaikan Jekek lantaran banyak petani yang mengeluhkan terpaksa menjual padi di bawah HPP.

Baca juga: Pasutri di Kebumen Tewas Dibunuh Adiknya, Motif Berawal dari Pembagian Panen Padi

Menurut Jekek skema penjualan panen yang terjadi saat ini petani menjual hasil panen padinya ke tengkulak. Selanjutnya tengkulak menjual ke Bulog dengan harga sesuai HPP.

Padahal sebenarnya, petani bisa menjual panen padi sesuai dengan harga HPP asalkan langsung dijual ke Bulog.

Jekek menyatakan pemerintah daerah tidak memiliki otoritas sehingga tidak bisa mengintervensi persoalan HPP.

Hanya saja kedepan, petani dapat diedukasi melalui kelompok tani dapat menjalin kerjasama langsung dengan Bulog untuk menjual hasil panen padinnya.

“Harga pembelian pemerintah padi kering Rp 4.200 menurut kami ke depan bisa diedukasi ke kelompok tani kita. Jadi harus diberikan pemahaman agar bisa menjalin kerja sama langsung dengan Bulog. Sekarang faktanya berhenti di tengkulak. Selanjutnya dari tengkulak baru ke Bulog,” kata Jekek.

Agar hasil panen padi bisa dijual sesuai HPP, kata Jekek, kelompok tani atau gabungan kelompok tani harus mengelola hasil panen pertanian dengan baik. Setelah itu bisa diberi akses langsung ke Bulog. Jadi HPP itu betul-betul dirasakan petani,” tutur Jekek.

Baca juga: Sungai Meluap, Puluhan Rumah dan Hasil Panen Padi Warga Blitar Terendam Banjir

Untuk mewujudkan itu perlu adanya integrasi pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten. Minimal ada koordinator pertanian propinsi untuk bagaimana membangun sistem yang baik agar petani merasakan hasil panen dibeli dengan harga HPP.

Selain itu petani diberi edukasi dan pemahaman kaitannya huhungan para pihak untuk kerjasama lembaga pemberdayaan hukum.

“Begitu panen melalui kelompoknya dikoordinator omzetnya berapa kemudian langsung didistribusi ke bulog. Itu salah satu opsi untuk menjaga stabilitas petani,” kata Jekek.

Ditanya pemda tidak bisa ambil alih soal HPP, Jekek menuturkan persoalan itu bukan menjadi otoritas pemerintah daerah. Namun opsi lain pemerintah daerah dapat diberikan kewenangan untuk mengelola hasil potensi daerah sendiri.

“Harus ada sebuah komitmen tentang langkah strategis yang bisa diambil oleh pemerintah untuk menjembatani persoalan rendahnya harga komoditas petani pasca panen khususnya tanaman padi,” demikian Jekek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com