KOMPAS.com - Suku Mandar adalah suku yang menempati Provinsi Sulawesi Barat.
Suku Mandar memiliki beragama budaya yang menjadi bagian kehidupannya.
Suku ini memiliki pengetahuan bahari yang diwariskan secara turun temurun karena tanah mereka sulit untuk bercocok tanam.
Pada Abad ke-16, ada istilah 'persekutuan' antara tujuh kerajaan pesisir pantai dan tujuh kerajaan di Sulawesi barat.
Pada konferensi ke 14 kerajaan (Pitu Ba'bana Binanga Pitu Ulunna Salu) melahirkan suku Mandar.
Suku Mandar bermukim di Sulawesi Barat, sebagian di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Dalam catatan Het Landschap Balanipa suku Mandar dideskripsikan sebagai orang dengan hati tinggi, mudah tersinggung, sopan, mudah cemburu, memegang penuh tradisi, berkuasa, menghargai tamu, pemberani, dan sering memilih titik strategis dalam peperangan.
Menurut Tomes Pires, ahli obat-obatan Portugis, suku Mandar dikenal sebagai pelaut ulung. Hal ini karena, tanah mereka tidak subur sehingga tidak memungkinkan bercocok tanam.
Baca juga: Sandeq, Perahu Bercadik Tercepat Warisan Suku Mandar yang Terancam Punah
Catatan Memorie Leidjst Assistant Resident van Mandar (1937-1940) menyebutkan pelaut Mandar memiliki wilayah pelayaran yang luas, mulai Maluku hingga Papua Nugini. Ilmu pengetahuan mengenai kemaritiman diwariskan sejak zaman Austronesia.
Suku Mandar memiliki budaya yang menjadi bagian hidup masyarakat ini.
Bahasa Mandar merupakan bahasa kelompok besar (Language of South Sulawesi). Bahasa ini hanya digunakan sesama suku Mandar dan terancam punah. Karena, generasi mudanya jarang menggunakan bahasa tersebut.
Pagissangsang dikenal sebagai ilmu pengetahuan dalam bahasa Mandar, namun lebih dimaknai sebagai hal-hal mistik.
Ilmu tradisonal suku Mandar adalah melaut yang mencakup, yaitu ilmu kelautan (Pagissangsang Aposasiang), pengetahuan keperahuan (Pagissangsang Paqlopiang), dan pengetahuan tentang berlayar (Pagissangsang Sumobal).
Sistem organisasi terbagi dalam beberapa tingkatan, yaitu Bangsawan, Tau Pia, Tau Biasa, dan Tau Mardika.
Baca juga: Rumah Boyang, Rumah Adat Suku Mandar Sulawesi Barat
Bangsawan adalah yang memimpin lembaga adat, tau pia adalah orang pilihan yang mendapatkan jabatan di lembaga adat, tau biasa adalah orang hasil perkawinan keturuan adaq dan biasa (bukan budak), serta Tau Mardika adalah orang yang garis keturunannya tidak diperhitungkan tapi sukses dalam pendidikan.