Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Agam Usulkan Pemimpin Perang Kamang Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 09/06/2022, 15:27 WIB
Rahmadhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

AGAM, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sepakat mengusulkan pemimpin Perang Kamang sebagai pahlawan nasional.

Asisten III Bidang Administrasi Umum Kabupaten Agam, Andrinaldi mengatakan, semangat untuk menjadikan pahlawan Perang Kamang menjadi pahlawan nasional harus dilakukan dengan cara-cara yang aplikatif.

"Sebaiknya disusun sejumlah kegiatan untuk mengenalkan sejarah lokal Perang Kamang kepada generasi muda. Seperti diadakan event-event di sekolah yang membuat anak-anak harus membaca tulisan tentang Perang Kamang," katanya di sela-sela Seminar Peringatan Ke-114 Perang Kamang di Kantor Camat Kamang Magek, Kabupaten Agam, Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Ketua PGI Usulkan Buya Syafii Maarif Bisa Dianugerahi Pahlawan Nasional

Sementara itu, sejarawan Universitas Andalas, Zulqaiyyim mengatakan, Perang Kamang terjadi pada 1908 yang merupakan titik balik perjuangan bangsa.

"Jika dalam bukunya sejarawan Mestika Zed, sistem tanam paksa berakhir pada 1908, justru perjuangan bangsa Indonesia secara organisasi bukan berperang dimulai 1908. Jadi 1908 adalah titik perubahan dalam perlawanan bangsa Indonesia menghadapi penjajah," ucap Zulqaiyyim yang turut hadir dalam kegiatan seminar.

Tak hanya itu, Perang Kamang menimbulkan gerakan serupa di seluruh indonesia.

Hingga kini, sumber yang ditulis bangsa Indonesia tentang Perang Kamang nyaris tidak ada kecuali dalam bentuk lisan yang disampaikan dari generasi ke generasi.

Sementara dari sumber tertulis Belanda, cukup banyak ditemukan. Ini membuktikan betapa kuatnya perlawanan saat itu. 

Baca juga: 10 Pahlawan Nasional Asal Sumatera Barat, Salah Satunya Mohammad Hatta

Untuk mengangkat pahlawan Perang Kamang menjadi pahlawan nasional, sambung dia, terlebih dahulu pemda harus menjadikan peristiwa tersebut diingat masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia pada umumnya.

"Perang Kamang saat ini hanya menjadi ingatan masyarakat lokal, belum bagi masyarakat Sumbar dan Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Pemerhati Sejarah dan Adat Minangkabau yang juga pengajar UIN Imam Bonjol Padang, Yulizal Yunus Dt Rajo Bagindo mengatakan, Perang Kamang merupakan sikap masyarakat Sumbar mempertahankan ideologinya. 

Yaitu adat basyandi syarak, syarak basandi kitabullah.

"Pada waktu itu, saat diadakan sosialisasi penerapan pajak oleh pihak Belanda perwakilan dari Kamang menyatakan akan bermusyawarah terlebih dahulu sebelum menerima keputusan tersebut. Ia bermusyawarah dengan unsur pimpinan yang disebut dengan Tungku Tigo Sajarangan yang terdiri dari niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai," tutur Yulizal.

Tak hanya itu ucapnya, Perang Kamang memicu pemberontakan pajak di daerah lainnya di Indonesia.

Perang Kamang

Perang Kamang adalah salah satu bentuk perlawanan rakyat Kamang melawan penerapan sistem pajak atau dikenal belasting pada 1908. Wilayah Kamang terletak di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.

Tidak terima dengan kebijakan tersebut masyarakat Kamang yang dipimpin H Abdul Manan dan M Saleh Dt Rajo Pangulu beserta tokoh lainnya memimpin perlawanan.

Perlawanan singkat yang terjadi pada 15 juni 1908 ini hanya berlangsung satu malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com