Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Hewan Ternak di Dua Daerah Sumsel Terindikasi Terpapar PMK

Kompas.com - 17/05/2022, 11:34 WIB
Aji YK Putra,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Sebanyak 12 ekor hewan ternak jenis sapi di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) terindikasi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Adapun lokasi 12 ekor hewan ternak itu berada di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Adapun lokasi 12 ekor hewan ternak itu berada di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan, Ruzuan mengatakan, sebelumnya terdapat 10 ekor hewan ternak di Kota Lubuklinggau terindikasi terpapar PMK.

Baca juga: Pencuri Perkosa Mahasiswi di Lubuklinggau, Uang Wisuda Rp 4 Juta dan Laptop Raib

Setelah dilakukan pemeriksaan, terdapat dua ekor sapi di Kabupaten OKI yang ternyata terindikasi terpapar PMK.

Kepada 12 sampel hewan ternak yang terindikasi PMK itu saat ini telah dibawa ke laboratorium di Balai Veteriner Lampung untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Sekarang kami sedang menunggu hasilnya untuk kedua belas sampel tersebut," kata Rizuan, Selasa (17/5/2022).

Rizuan menjelaskan, mereka belum memastikan dari mana asal 12 hewan ternak itu terpapar PMK.

Namun, ia menduga bahwa hewan ternak itu kemungkinan terpapar ketika dibawa dari wilayah terjangkit yaitu Jawa Timur dan Aceh atau dugaan PMK telah muncul di kawasan peternakan.

Baca juga: Imbas Wabah PMK, Pasar Hewan di Aceh Tamiang Ditutup

"Untuk sementara waktu kami juga sudah melakukan pengetatan pengiriman sapi dari daerah luar ke Sumsel. Untuk sapi yang terinfeksi itu kini sedang diobati," jelasnya.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumatera Selatan, Jafrizal menambahkan, stamping out atau pemusnahan hewan ternak yang terpapar dapat dilakukan sehingga tidak menetapkan satu wilayah sebagai daerah wabah.

Namun, bila penyebaran penyakit antara hewan ternak telah luas maka baru dilakukan penetapan status wabah di daerah tertentu.

Akan tetapi, Jafrizal menyarankan kepada pihak pemerintah daerah untuk lebih dulu melakukan pengawasan lalu lintas perdagangan hewan ternak.

"Upaya awal adalah melokalisir lokasi kasus kejadian, karantina, disinfeksi, dan awasi lalu lintas perdagangan hewan. Kalau ternaknya sedikit maka dilakukan stamping out dan disposal untuk limbah-limbah yang ada," jelas Jafrizal.

Di provinsi terdekat Sumatera Selatan sendiri, menurut Jafrizal ada dua wilayah yaitu Lampung dan Bangka Belitung yang juga telah ditemukan kasus penyebaran PMK ke hewan ternak.

Sehingga, ia menyarankan agar memperketat pengendalian dan penanggulanagan PMK.

"PMK tidak bersifat zoonosis (menular dari hewan ke manusia), jika memegang ternak yang sakit, segera cuci tangan dan alas kaki menggunakan sabun atau desinfektan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com