JAYAPURA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri melakukan kunjungan kerja ke beberapa titik di wilayah Papua bagian selatan pada 25-27 Maret 2022.
Titik-titik yang dikunjungi adalah Distrik Tanah Merah di Kabupaten Boven Digoel, Distrik Keppi dan Kampung Bade di Kabupaten Mappi.
Khusus Kampung Bade, daerah tersebut merupakan kampung halaman Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Sebelum menuju Bade, Kapolda beserta rombongannya terbang dari Jayapura ke Merauke dan meneruskan perjalanan menggunakan pesawat kecil.
Dari Merauke, Kapolda terbang ke Distrik Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, selama 70 menit.
Kemudian, perjalanan dilanjutkan menggunakan pesawat kecil selama 20 menit menuju Distrik Keppi, Kabupaten Mappi.
Dari Keppi kemudian Kapolda menuju Bade, Distrik Edera.
Terdapat dua pilihan akses transportasi untuk menuju Bade, yaitu melalui jalur sungai dari Distrik Asiki, Kabupaten Boven Digoel, atau dari Distrik Keppi.
Baca juga: 450 Personel Yonif Raider dari Kaltim Dikirim ke Papua
Pilihan moda transportasi lainnya adalah melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat berbadan kecil.
Meski bisa menggunakan pesawat, Fakhiri memilih menempuh jalur sungai menuju Bade dari Distrik Keppi.
Ada tiga sungai yang harus dilalui dalam perjalanan sekitar 2,5 jam menggunakan perahu motor, yaitu Sungai Obaah, Sungai Mappi, dan Sungai Digoel.
Kondisi Sungai Obaah cukup tenang, tetapi ketika masuk Sungai Mappi, arus air mulai bergelombang sehingga kapal motor pada jalur yang landai seperti berjalan di atas jalan berbatu.
Tantangan terberat di perjalanan adalah saat pertemuan antara Sungai Mappi dengan Sungai Digoel karena kapal harus memotong jalur tempat pertemuan arus. Sehingga, kapal harus melaluinya dengan kecepatan sedang dan melompat-lompat.
Sungai Digoel merupakan sungai besar yang bermuara ke Laut Arafura. Lebar sungai tersebut bervariasi, mulai dari 300 meter hingga 900 meter.
Masyarakat Bade sudah biasa melewati jalur tersebut ketika menuju Distrik Keppi, yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Mappi.
Sungai tersebut juga merupakan habitat bagi buaya, tetapi pada siang hari binatang tersebut tidak terlihat karena tertutup warna air Sungai Digoel yang sudah sangat coklat seperti kopi susu.