Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Samarinda, Suku, Bahasa, dan Asal-usul Nama yang Awalnya Samarandah

Kompas.com - 02/02/2022, 22:16 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Kota Samarinda merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda dikelilingi dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kawasan Samarinda ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Kota Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km2 dan dilewati Sungai Mahakam yang merupakan sungai terbesar kedua di Pulau Kalimantan.

Jumlah penduduk Samarinda pada 2020, menurut hasil Sensus Penduduk 2020, sebanyak 827.994 jiwa.

Sejarah Kota Samarinda

Dulunya, Kota Samarinda adalah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Pada abad ke 13 Masehi (tahun 1201-1300) sebelum dikenal sebagai Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi, yaitu Pulau Atas, Karang Asam, Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan), dan Mangkupelas (Mangkupalas).

Baca juga: Sudah Sepekan Ratusan Rumah di Samarinda Terendam Banjir

Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).

Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku banjar dari Batang banyu ke daratan Kalimantan bagian timur.

Saat itu, rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser.

Lalu, suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.

"Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kalinya ialah pada waktu kerajaan Kutai Kartanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar," terang tim peneliti Departemen Pendidikan dan Kebudapayaan RI, yang dikutip dari tribunnewswiki.com.

Hal tersebutlah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari. Walaupun, telah ada beragam suku yang datang, seperti Jawa dan Bugis.

Pada 1730, rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona (bergelar Poa Ado yang pertama) datang ke Samarinda yang diterima baik Sultan Kutai.

Baca juga: Satu Keluarga Asal Samarinda Tersesat di Hutan Usai Ikuti Google Maps, Ini Ceritanya

Sesuai dengan perjanjian, bahwa orang-orang Bugis harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama dalam menghadapi musuh.

Semua rombongan memilih tinggal di daerah sekitar Muara Karang Mumus (daerah Selili Seberang). Namun, daerah ini kondisi alamnya kurang baik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com