Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unsri yang Dituduh Lecehkan 3 Mahasiswinya Lewat Chat WA Bakal Lapor Balik ke Polisi

Kompas.com - 08/12/2021, 18:54 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Kasus pelecehan di kalangan kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) memasuki babak baru.

R, dosen Unsri terlapor atas kasus pelecehan seksual tiga mahasiswi melalui pesan WhatsApp akhirnya muncul ke publik.

R yang didampingi istri dan pengacaranya Ghandi Arius menyatakan akan membuat laporan balik terkait kejadian tersebut.

R sendiri membantah telah mengirim pesan chat WhatsApp yang mengarah pada pelecehan seksual.

“Nama-nama yang akan kami laporkan sudah kami kantongi, kami anggap inilah yang paling bertanggung jawab, menyebarkan isu ke teman-teman wartawan ke majalah segala macamlah,”kata Gandhi saat menggelar konfrensi pers di Palembang, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Mahasiswi Unsri Korban Pelecehan Sempat Disekap di Kamar Mandi Saat Yudisium, Polisi: Bisa Diproses

Sejak kasus pelecehan seksual itu mencuat, wajah R berseliweran di media sosial dan menjadi buruan para netizen.

Hal itu, menurut Ghandi, membuat R dan keluarga besarnya menjadi terpuruk. Padahal, sampai saat ini kliennya itu belum memiliki status hukum apapun terkait kejadian tersebut.

“Secara status sosial, dia sekeluarga sudah sangat terpuruk. Saya baca di trend Google, katanya paling tinggi orang mencari Pak R. Perlu kami luruskan, apa yang dituduhkan itu tidak benar,” jelas Ghandi.

Ghandi menjelaskan, alasan kliennya membantah tuduhan tersebut karena nomor yang mengirim pesan chat WhatsApp denganbernada vulgar bukanlah nomor milik R.

Selain itu, ia pun menduga ada unsur politik di balik laporan tersebut. Di mana para korban didorong untuk melaporkan tindakan tersebut ke polisi.

“Nomor yang digunakan oleh pelapor, seolah-olah itu R itu bukan nomor dia. Nah, kita di zaman teknologi sekarang ini bisa saja membuat nama seseorang seolah-olah kita, tidak menutup kemungkinan itu silahkan ranah hukum akan membuktikan," kata Gandhi lagi.

Tak dirugikan

Dia menambahkan, kasus ini kental dengan agenda tersendiri, politisasi.

"Kenapa saya bilang ada agenda tersendiri, karena keliatan sekali anak-anak yang dirasa dirugikan itu digiring supaya di ranah hukum. Itu oleh siapa? tanda petik, ya ada beberapa orang-orang internal di Fakultas Ekonomi sendiri yang tidak sepaham dengan R,”ungkapnya.

Menurut Ghandi, para mahasiswi yang mengaku menjadi pelecehan seksual itu sendiri tidak memiliki kerugian apapun.

Beda halnya dalam kasus DR mahasiswi Unsri yang dicabuli oleh dosennya sendiri yakni AR. Di mana antara korban dan pelaku bertemu secara langsung hingga pencabulan itu terjadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Regional
Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Regional
Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com