Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa Musda Demokrat Riau, Kader Bakar Atribut Partai, lalu Mengundurkan Diri

Kompas.com - 01/12/2021, 12:26 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Musyawarah Daerah (Musda) V Partai Demokrat (PD) Provinsi Riau digelar di SKA Co-Ex di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa (30/11/2021).

Hasil Musda ini, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Pekanbaru Agung Nugroho terpilih secara aklamasi sebagai calon Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PD Riau.

Baca juga: UU Cipta Kerja Inkonstitusional Bersyarat, Demokrat: Sudah Kami Sampaikan Jangan Buru-buru

Namun, usai Musda PD Riau, terjadi pembakaran atribut yang dilakukan sejumlah kader PD itu sendiri. Mereka kecewa Musda tetap digelar.

Baca juga: Menanti Babak Baru Drama Kudeta Demokrat Setelah Gugatan Moeldoko Tak Diterima PTUN

Aksi pembakaran atribut dilakukan di depan Kantor DPD Demokrat Riau di kawasan Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru. Hal itu usai sejumlah kader melakukan aksi penolakan di lokasi Musda.

Sejumlah kader membakar baju, bendera, jaket dan atribut berwarna biru itu.

Kekecewaan turut dirasakan Asri Auzar, selaku Ketua DPD Demokrat Riau periode 2017-2022.

Asri berpandangan, Musda ini tidak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PD.

"Hari ini Musda dilakukan DPP terhadap Partai Demokrat Riau. Dalam pandangan saya, Musda ini tidak sesuai dengan AD/ART partai. Tidak dihadiri orang DPD, temasuk saya sendiri sebagai ketua. Dan mereka tetap lanjut Musda ini," ujar Asri saat diwawancarai wartawan usai pembakaran atribut PD, Selasa.

Menurut dia, pelaksanaan Musda tersebut sama dengan mengambil alih paksa terhadap jabatan ketua DPD Demokrat Riau oleh DPP PD.

"Dulu saya bangga menjadi kader Partai Demokrat. Saya terdepan memperjuangkan partai ini. Tapi, hari ini saya juga bangga keluar dari Partai Demokrat," ungkap Asri.

Ia mengatakan, PD tidak lagi berpegang pada AD/AR. Walaupun AD/ART tidak pernah dibahasnya.

"Namun, Ketum kami AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) yang pertama saya kagumi kemarin, hari ini pudar di mata saya. Bahwa beliau tidak ubahnya seperti apa yang sahabat-sahabat saya yang kemarin. Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sering menyampaikan kepada kami bahwa kami harus selalu sopan santun dan beretika, menjalankan aturan-aturan partai dan tidak boleh melanggar AD/ART," ujar Asri.

Asri merasa dizalimi dengan digelarnya Musda PD Riau itu. Ia menyebut musda itu hanya ecek-ecek. Meski demikian, Asri mengaku ikhlas.

"Mestinya Musda ini dilakukan melalui tahapan-tahapan. Saya dulu dilantik tahun 2017 dan menjabat sampai 2021. Tapi, hari ini dilakukan Musda. Musda apa namanya? Saya pun tidak tahu. Musda-kah atau Musdalub?" kata Asri.

Sementara itu, Juru Bicara DPC Demokrat se-Riau Muzammil mengatakan, dalam Musda ini tidak ada pihak yang dizalimi.

Proses pelaksanaan Musda adalah konstitusional.

"Pelaksanaan Musda sudah sesuai dengan amanat parta, AD/ART dan PO (Peraturan Organisasi) partai ini," tegas Muzammil saat diwawancarai Kompas.com dalam konferensi pers di Pekanbaru, Selasa malam.

Ia menyatakan, percepatan digelarnya Musda itu merupakan kehendak seluruh pemilik suara. Bahkan, Musda sempat tiga kali diundur.

Karena itu, pihaknya meminta DPP Demokrat untuk segera menggelar Musda di Pekanbaru.

"Jadi, bahwa tidak terpilihnya Bapak Asri Auzar bukan karena dizalimi," tegas Muzammil.

Saat ditanya terkait adanya kader yang membakar atribut karena kecewa dengan Musda, Muzammil menyebut hal itu merupakan dinamika.

Menurutnya, hal tersebut juga manusiawi apabila ada yang terpilih dan tidak terpilih.

"Itu dinamika biasa, lumrah dalam kita berpartai," ujar Muzammil.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Gempa M 5,8 di Seram Timur Maluku Dipicu Aktivitas Sesar Naik

BMKG: Gempa M 5,8 di Seram Timur Maluku Dipicu Aktivitas Sesar Naik

Regional
Aziz Minta Restu di Hadapan Massa, Terkait Pilkada Magelang?

Aziz Minta Restu di Hadapan Massa, Terkait Pilkada Magelang?

Regional
Cerita Awal Mula Marliah Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia

Cerita Awal Mula Marliah Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia

Regional
Gempa M 5,8 Guncang Seram Bagian Timur Maluku, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,8 Guncang Seram Bagian Timur Maluku, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Pencarian Pria yang Hilang Diterkam Buaya di Ende Berlanjut

Pencarian Pria yang Hilang Diterkam Buaya di Ende Berlanjut

Regional
WN Papua Nugini Ditangkap karena Membawa Dua Butir Amunisi

WN Papua Nugini Ditangkap karena Membawa Dua Butir Amunisi

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com