LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Rohana, salah satu korban kebakaran di Kompleks Brimob, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, terduduk lesu di sebuah bangunan berukuran 2 x 3 meter. Dia satu dari 13 pemilik rumah yang ludes terbakar tiga hari lalu.
Ruangan itu milik tetangga. Namun, karena kasihan, Rohana dan suaminya Supriadi (65) diizinkan menggunakan sementara waktu.
Baca juga: Nasib Nakes dan Vaksinator di Lhokseumawe, 10 Bulan Kerja Siang Malam, Insentif Tak Juga DIbayar
Dia memilih tidak menetap di bawah tenda. Karena, musim hujan membuat tenda relatif becek.
“Tidak bisa di tenda, salat susah. Tidur beramai-ramai, maka saya minta izin pada tetangga diberi tumpangan,” kata Supriadi ditemui di lokasi, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: 13 Rumah di Asrama Brimob Lhokseumawe Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Lebih dari Rp 1,5 Miliar
Saat peristiwa terbakar, Sabtu (28/11/2021), malam lalu itu, Rohana mengaku baru hendak tidur. Tiba-tiba terdengar ledakan layaknya bom. Lalu api merembet seketika di permukiman padat itu.
Saat keluar rumah, wanita tua itu terkejut melihat api membesar. Rohana dan suaminya lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Hanya tersisa baju yang dikenakan malam kejadian itu.
Baca juga: Krisis Anggaran, Pemkot Lhokseumawe Berhentikan 2.753 Pegawai Honorer
Kami minta bantuan untuk bisa dirikan gubuk kecil
Seluruh barang elektronik ludes terbakar. Rohana pun tak kuasa menahan tangisnya. Dia tak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya kelak.
Tak mungkin pula selamanya diberi tumpangan di ruangan sempit itu.
“Suami saya hanya tukang tambal ban. Berapalah uangnya. Kami minta diberi bantuan oleh pemerintah, agar bisa dirikan gubuk-gubuk kecil lagi,” tangis Rohana.