Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Wonogiri Minta Pelaku dan Korban Kekerasan Seksual Tak Dinikahkan, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/11/2021, 16:33 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo meminta tokoh masyarakat tidak menikahkan korban dengan pelaku dalam menyelesaikan kasus kekerasan seksual terhadap anak. Pasalnya, model penyelesaian itu akan banyak merugikan korban.

“Saya mengimbau kepada tokoh publik jangan menyelesaikan kasus kekerasan seksual pada anak dengan menikahkan korban dengan pelaku. Karena kalau sudah dinikahkan kemudian dua atau tiga bulan cerai lalu siapa yang bertanggung jawab,” ujar Jekek sapaan akrab Joko Sutopo kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Imbauan itu disampaikan Jekek mengingat di beberapa wilayah lantaran faktor tertentu pernikahan menjadi solusi saat terjadi kasus kekerasan seksual yang menimpa anak.

Padahal, kata Jekek, menikahkan pelaku dan korban tidak menyelesaikan masalah lantaran berangkat dalam kondisi yang tidak normal.

Baca juga: Kasus Kekerasan Seksual pada Anak di Padang Meningkat, Pelaku Orang Terdekat, Tetangga hingga Teman

Pertimbangan lainnya, pernikahan dini antara pelaku dan korban kerap berujung perceraian.

Kondisi itu tentu merugikan pihak perempuan selaku korban.

“Pertimbangan lain yang juga perlu dihitung setelah menikah akhirnyah bercerai maka yang dirugikan perempuan terkait tumbuh kembang anaknya hingga mentalnya menjadi persoalan yang sangat krusial,” kata Jekek.

Ia mendapatkan informasi dari camat di Baturetno beberapa waktu lalu pelaku dan korban akan dinikahkan. Pernikahan itu batal dilakukan lantaran pelaku sudah empat kali cerai.

Modusnya, setelah melakukan kekerasan anak di bawah umur, korban dijanjikan akan dinikahi. Begitu bayinya meninggal, perjanjiannya dibatalkan.

Jekek menuturkan, awal menjabat sebagai Bupati Wonogiri tahun 2016, jumlah kasus kekerasan seksual pada anak di bumi gaplek mencapai 86 kasus.

Untuk menekan jumlah kasus kekerasan seksual pada anak, Pemkab Wonogiri saat itu membentuk Satgas Wonogiri Sayang Anak yang turun hingga ke desa-desa untuk pendampingan.

Baca juga: Awas, Orang Terdekat Bisa Jadi Pelaku Kekerasan Seksual Anak

Setelah satgas bergerak ke lapangan, kasus kekerasan seksual terhadap anak turun menjadi 24 setiap tahunnya.

Namun, sejak pandemi, jumlah kasus itu kembali meningkat.

“Sebelum pandemi 24 kasus dalam setahun. Pandemi ini naik lagi. Saat interaksi berkurang maka disitu terjadi penambahan kasus-kasus kekerasan seksual pada anak,” ungkap Jekek.

Menurut Jekek, tingginya kasus kekerasan seksual anak di Kabupaten Wonogiri karena banyak orangtua korban yang merantau bekerja di kota-kota besar, sehingga anak hanya didampingi nenek atau keluarga lain di rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com