MAUMERE, KOMPAS.com - Sebanyak 27 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukun, Desa Semparong, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT, harus menempuh perjalanan laut selama 5 jam demi mengikuti simulasi asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) di luar pulau.
Mereka harus mengikuti simulasi ANBK di SMK Negeri 1 Maumere. Sebab hingga kini sekolah mereka belum terjangkau jaringan internet dan listrik.
Jumaldin, salah seorang guru SDN Sukun, mengatakan, dirinya bersama puluhan siswa yang mengikuti simulasi ANBK itu datang dari pulau Sukun ke Maumere menggunakan perahu motor sewaan.
Baca juga: Pelajar NTT: Bapak Jokowi Tolong Lihat Kami di Sini, Kami Butuh Internet
Untuk sampai di Maumere, mereka harus menempuh perjalanan laut selama 5 jam.
"Ke sini kita sewa perahu motor. Anak-anak kita datangkan ke sini biar bisa ikut simulasi ANBK. Di sekolah kami belum ada jaringan internet dan listrik. Mau tidak mau, ya, kita harus datang ke sini satu hari sebelum mulai kegiatan," ungkap Jumaldin, kepada awak media, Jumat (5/11/2021).
"Di dalam perjalanan, anak-anak pasti takut karena ombak. Tapi mau bagaimana lagi. Ini simulasi kan sudah terjadwal dari pusat memang. Jadi kita harus datang," sambung dia.
Jumaldin menuturkan, jaringan internet dan listrik memang masih menjadi kendala bagi aktivitas masyarakat di Desa Semparong.
Padahal, tak dipungkiri jaringan internet dan listrik kini sudah menjadi kebutuhan utama.
"Mestinya ini harus jadi perhatian pemerintah," katanya.
Baca juga: Tolak Diajak Berhubungan Badan, Siswi SMA di Kupang Dianiaya hingga Nyaris Diperkosa Kakak Kelas
Ia berharap, ke depan pemerintah bisa memperluas jaringan internet dan listrik ke desa. Terlebih ada fasilitas publik seperti sekolah.
Hampir semua keperluan sekolah di era sekarang, butuh internet dan listrik.
"Kalau ada listrik dan internet, kami tidak perlu habiskan energi dan biaya datang jauh-jauh ke sini saat ada ujian online seperti ini," ungkapnya.
Baca juga: Kebakaran di Pulau Rinca NTT, BTNK: Penyebab Diselidiki
Mengaku Takut dan Panik
Al Hariri, salah seorang siswa SDN Sukun, mengaku takut dan panik saat menempuh perjalanan laut selama 5 jam dari pulau Sukun menuju kota Maumere.
"Ada rasa takut karena ombak, perahu kan goyang. Apalagi kami 5 jam di laut, tetapi karena ramai, sehingga rasa takut bisa campur senang sedikit," tutur Al.
Dirinya berharap pemerintah memperhatikan sekolah mereka terutama ketersediaan jaringan listrik dan akses internet.
"Semoga tahun depan, pemerintah bisa perluas jaringan internet dan listrik negara ke desa khusus sekolah kami. Semoga bapak Presiden Jokowi melihat dan mendengar suara kami dari pelosok yang masih tertinggal ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.