Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Rimbun, Hutan Lindung di Malang Ini Jadi Habitat 43 Jenis Burung, 9 di Antaranya Dilindungi

Kompas.com - 03/10/2021, 13:33 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Salah satu hutan lindung yang ada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menjadi habitat 43 jenis burung. Sembilan jenis burung lainnya berstatus dilindungi.

Hal itu berdasarkan pengamatan oleh tim dari Protection of Forest and Fauna (Profauna) Indonesia periode Agustus hingga September 2021.

Pengamat burung dari Profauna Indonesia, Made Astuti mengatakan, keragaman jenis burung itu diketahui dalam dua kali pengamatan yang berlangsung pada Bulan Agustus dan September 2021.

Baca juga: Fenomena Ratusan Burung Pipit Mati Terjadi di Cirebon, Ini Dugaan Penyebabnya

Berdasarkan hasil pengamatan itu, pihaknya mendapati 43 jenis burung, sembilan jenis di antaranya merupakan burung dilindungi.

Di antara jenis burung yang dilindungi adalah burung elang ular bido (Spilornis cheela), elang hitam (Ictinaetus malaiensis), julang emas (Aceros undulatus), takur tohtor (Megalaima armillaris), takur tulung tumpuk (Megalaima javensis), serindit jawa (Loricilus pusillus) dan luntur harimau (Harpactes oreskios).

Selain itu, jenis burung lainnya yang ditemukan di hutan lindung tersebut adalah burung jingjing batu (Hemipus hirundinaceus), sepah kecil (Pericrocotus cinnamomeus), sepah hutan (Pericrocotus flammeus), sepah gunung (Pericrocotus miniatus), takur tenggeret (Megalaima australis), takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) dan cinenen jawa (Orthotomus sepium).

Selain itu juga ada burung munguk beledu (Sitta frontalis), celepuk reban (Otus lempiji), ciu besar jawa (Pteruthius flaviscapis), ciu kunyit (Pteruthius aenobarbus), pelanduk semak (Malacocincla sepiarium), tepus leher putih (Stachyris thoracica), dan tepus pipi perak (Stachyris melanothorax).

Made Astuti mengatakan, hutan tersebut menjadi habitat dari keragaman jenis burung karena kondisinya yang masih utuh dan bagus.

Banyak ditemui pohon besar dengan diameter lebih dari 1 meter di dalam hutan itu. Tutupan hutannya masih rapat.

Hutan lindung tersebut berada di bawah pengelolaan Perhutani, yakni Perhutani RPH Sekar.

"Keberadaan burung-burung tersebut sangat tergantung dengan kelestarian hutan lindung Sekar, misalnya burung julang emas dan takur. Tanpa pohon-pohon besar yang beragam, burung-burung ini akan punah,” katanya melalui keterangan tertulis, Minggu (3/10/2021).

Baca juga: Risma Marah-marah pada Pendamping PKH, Gubernur Gorontalo: Saya Prihatin

Ketua Pembina Profauna Indonesia Rosek Nursahid mengatakan, hutan lindung RPH Sekar mempunyai luas 3.212 hektar yang terletak di ketinggian 1.100 - 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Hutan tersebut berada di antara Gunung Kawi dan Gunung Kelud. Desa yang berada di sekitar hutan lindung itu yakni Desa Sidodadi, Purworejo, Pagersari, Banturejo dan Pandansari.

"Hutan lindung di RPH Sekar harus dilestarikan, jangan sampai terjadi perusakan dan alih fungsi. Selain menyimpan potensi keragaman hayati tinggi, keberadaan hutan lindung ini juga sangat penting untuk menjaga sumber-sumber air yang ada di hutan ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com