Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Wonogiri: "Perantau Datang dalam Kondisi Sakit, Dua Jam Kemudian Meninggal Dunia"

Kompas.com - 01/08/2021, 17:18 WIB
Muhlis Al Alawi,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Jumlah kasus kematian warga akibat Covid-19 di Kabupaten Wonogiri dalam dua pekan terakhir didominasi warganya yang merantau di kota-kota besar seperti Jakarta.

Banyaknya perantau yang meninggal akibat Covid-19 lantaran saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis.

Baca juga: Bupati Wonogiri Fokus Percepat Vaksinasi di Tingkat Kecamatan

“Data dari rumah sakit menyebutkan mereka (perantau) pulang sudah dalam kondisi sakit. Kemudian saat dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Bahkan satu hingga dua jam kemudian meninggal dunia,” ujar Bupati Wonogiri, Joko Sutopo kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021).

Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Jekek itu menuturkan sepekan terakhir Kabupaten Wonogiri mendapatkan banyak kiriman jenazah Covid-19 dari kota-kota besar.

Baca juga: Tiga Hari Berjuang Melawan Corona, Anggota Satgas Covid-19 di Wonogiri Meninggal

Setelah ditelisik sebelum meninggal terpapar Covid-19, warga itu memiliki aktivitas pekerjaan di kota-kota besar.

“Kami juga mendapatkan banyak kiriman (jenazah kasus Covid-19). Jenazah itu secara administrasi (KTP) warga Wonogiri. Tetapi aktivitas pekerjaan di kota-kota besar (Jabotabek),” ungkap Jekek.

Jekek mengatakan kekritisan warga yang terpapar Covid-19 dibawa ke rumah sakit dapat terlihat dari saturasinya.

Banyak ditemukan kasus warga terpapar Covid-19 dengan saturasi dibawah 60.

“Banyak warga yang dalam kondisi kritis saat dibawa ke rumah sakit. Saturasi sudah sangat kritis sehingga sampai rumah sakit satu hingga dua jam kemudian meninggal. Itu banyak sekali,” jelas Jekek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com