Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fateta Unand Ciptakan Nasi Rendang Darurat Bencana yang Tahan 1 Tahun

Kompas.com - 08/06/2021, 10:52 WIB
Perdana Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas, Sumatera Barat, menciptakan inovasi baru berupa pangan darurat bencana.

Pangan ini berupa makanan instan yang terdiri dari nasi rendang lengkap dengan sayur yang tahan selama 1 tahun.

Selama tiga bulan terakhir, tiga peneliti asal Fateta Unand, yakni Feri Arlius Dt Sipado, Daimon Syukri dan Cesar Welya Refdi merancang produk makanan instan yang lengkap dengan karbohidrat dan protein.

Baca juga: Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Pendeteksi Kantuk Saat Berkendara

"Penelitian sudah kita lakukan 3 bulan terakhir. Saat ini sudah masuk tahap pengujian akhir di laboratorium dan segera kita launching," kata ketua tim peneliti, Feri Arlius kepada Kompas.com, Selasa (8/6/2021).

Feri yang juga Dekan Fateta ini menyebutkan, munculnya ide menciptakan pangan darurat bencana ini berawal dari banyaknya musibah bencana yang melanda Indonesia.

Kemudian, dalam setiap musibah, bantuan bencana yang diberikan biasanya berupa mi instan.

"Kemudian dari Sumbar sering dibantu rendang. Tapi itu hanya berupa rendang saja. Nah, kemudian muncul ide untuk menciptakan nasi rendang instan," kata Feri.

Baca juga: Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Deteksi Banjir Lahar Dingin Berbasis IoT

Setelah muncul ide, kemudian dibentuk tim yang terdiri dari dosen Fateta.

Selama 3 bulan bekerja, tim akhirnya menemukan pangan darurat bencana berupa nasi rendang dan nasi dendeng instan yang bisa tetap awet dalam jangka waktu yang lama.

Menurut Feri, nasi rendang instan itu dibuat melalui proses sterilisasi dan kemudian dibungkus plastik vacum kedap udara, sehingga tidak terkontaminasi bakteri.

"Ini berupa nasi dan sayuran kering, serta rendang atau dendengnya yang dilengkapi dengan pil pemanas," kata Feri.

Baca juga: Resep Nasi Goreng Rendang, Alternatif Mengolah Sisa Rendang

Sebelum dimakan, nasi rendang itu cukup dipanaskan dengan pil pemanas yang sudah disediakan.

"Cara menyajikannya hanya membutuhkan air dingin. Air itu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disediakan di balik bungkusan nasi, kemudian dimasukkan pil pemanas sehingga memunculkan uap panas. Uap itu yang membuat nasi dan sayur kembali siap saji," kata Feri.

Feri mengatakan, nasi rendang itu diperkenalkan pada acara Dies Natalis Fateta ke-13 di Kampus Unand, Limau Manis.

"Pengenalan awalnya dilakukan pada Dies Natalis ini. Selanjutnya setelah hasil labor dan izin keluar, baru kita luncurkan," kata Feri.

Feri mengakui bahwa saat ini pihaknya sudah banyak ditawari investor untuk mengkomersialkan hasil risetnya tersebut.

Namun demikian, pihaknya terlebih dahulu menyerahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumbar.

"Kalau harga satu bungkus nasi rendang itu bisa mencapai Rp 30.000 satu bungkus. Tapi ini kita serahkan dulu ke Pemprov Sumbar," kata Feri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Gaji Guru PPPK di Semarang Masih Belum Cair, Wali Kota: Sabtu Cair

Regional
Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com