Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Olah Limbah Sengon, Raup Untung | Isi Bantuan Korban Bencana NTT Dianggap Menghina

Kompas.com - 22/04/2021, 06:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita soal bantuan bagi korban bencana alami di Kupang, Nusa Tenggara Timur, masih menjadi sorotan pembaca Kompas.com di hari kemarin.

Salah satu korban mengaku, bantuan yang hanya berupa satu butir telur, sebungkus mi instan, dan satu kilogram beras, dianggap hanya lelucon yang menyakitkan hari para korban.

Sementara itu, kisah Sri Wahyuningsih, warga Dusun Krajan, Desa Jambearum, Kecamatan Puger, menjadikan limbah pohon sengon menjadi barang bernilai jual tinggi juga menyita perhatian.

Wahyuningsih mengubah limbah pohon sengon menjadi bahan baku pembuatan tripleks.

Berikut ini berita populer nusantara selengkapnya:

1. Bantuan korban bencana alam di Kupang jadi sorotan

Bantuan berupa satu butir telur, sebungkus mie instan dan beras sekilo yang diperoleh Meidel Amtiran (46), warga RT 007 RW 004 Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, NTT dari pemerintah setempat Dokumen Meidel Amtiran Bantuan berupa satu butir telur, sebungkus mie instan dan beras sekilo yang diperoleh Meidel Amtiran (46), warga RT 007 RW 004 Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, NTT dari pemerintah setempat
Warga di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), geram dengan bantuan dari pemerintah.

Pasalnya, bantuan yang diterima hanya berupa satu butir telur, sebungkus mi instan, dan satu kilogram beras.

"Bantuan ini, kami anggap sebuah lelucon. Ini kata kasarnya sudah hina kami. Walau kami diterpa bencana seperti ini, tapi kami masih ada pisang, kelapa ubi yang nilainya masih lebih tinggi dari bantuan pemerintah," kata warga bernama Amtiran saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Baca berita selengkapnya: Kesal Dapat Bantuan 1 Butir Telur dan Sebungkus Mi Instan, Korban Bencana NTT: Ini Lelucon, Kami Dihina

2. Kisah di balik ibunda Kartini, MA Ngasirah

Raden Ajeng Kartini. Hari kelahirannya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahun.Dok. KOMPAS Raden Ajeng Kartini. Hari kelahirannya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahun.

Sosok ibunda Raden Ajeng Kartini, MA Ngasirah, tak banyak yang tahu. Ibu dari pahlawan perempuan Indonesia itu bukanlah keturunan darah biru.

Hal itu diungkapkan seorang sejarawan Edy Tegoeh Joelijanto (50). Oleh karena itu, Ngasirah harus memanggil anak-anaknya sendiri dengan sebutan "ndoro" atau majikan.

Ulasan lengkap soal sosok Ngasirah dapat didalami dalam buku Kartini Guru Emansipasi Perempuan Nusantara karya Ready Susanto. 

Baca artikel selengkapnya: Kisah Ngasirah Ibu Kandung Kartini, Menjadi Selir karena Tak Berdarah Biru, Memanggil Ndoro kepada Anak

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com