Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor UKSW Sebut Jozeph Paul Zang Tergolong Pandai, tapi Kuliah S2 Tak Selesai

Kompas.com - 21/04/2021, 12:26 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga buka suara terkait Jozeph Paul Zhang.

Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara mengatakan, Jozeph Paul Zhang atau Shindy Paul Soerjomoeljono lulus dari Fakultas Pertanian (sekarang Fakultas Pertanian dan Bisnis) pada tahun 1996.

Dia juga sempat melanjutkan pendidikan S2 Magister Manajemen, tetapi tidak selesai.

Baca juga: Jozeph Paul Zhang Diduga Ber-KTP Salatiga, Kapolres: Kami Melakukan Penyelidikan, Masyarakat Jangan Terprovokasi

Neil mengungkapkan, Jozeph Paul Zhang merupakan mahasiswa yang tergolong pandai saat berstudi di UKSW.

"Sepatutnya ia kini menjadi seorang pribadi yang lebih matang karena pengalaman-pengalaman hidupnya. Namun, melihat apa yang dilakukannya, kami sulit memahami itu dari perspektif model perilaku warga UKSW," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/4/2021).

Dikatakan Neil, pihaknya menyesalkan pernyataan mengandung muatan penistaan agama dilontarkan oleh Jozeph Paul Zhang sebagai alumni UKSW.

"Di satu sisi, sebagai almamaternya, UKSW adalah lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan berpikir dan berekspresi. Namun, kami menilai tindakannya menyampaikan pandangan pribadi, apalagi yang bersifat subjektif dan kontroversial di ruang digital publik, tanpa mempertimbangkan secara bijaksana konteks Indonesia sebagai negara majemuk," paparnya.

Baca juga: Jozeph Paul Zhang Masuk DPO, Masyarakat Diimbau Tak Terprovokasi

Menurut Neil, UKSW membentuknya menjadi pribadi yang kritis pada hal-hal yang prinsipil, sekaligus realistis terhadap kondisi lingkungannya.

"Ia berada di ruang sosial yang heterogen sehingga harusnya ada tanggung jawab moral dan sosialnya dalam menyampaikan pikiran-pikiran yang membangun, daripada sebaliknya," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, yang dilakukan Shindy Paul adalah sikap pribadi yang tidak mewakili siapa-siapa.

"Bukan saja itu tidak merepresentasi karakter alumni UKSW, itu juga bukan gambaran perilaku kaum Kristen pada umumnya, juga etnis tertentu. Pengemukaan pendapatnya yang tidak membawa damai sejahtera bagi sesamanya, bukan saja merupakan hal yang sia-sia tetapi telah juga mengganggu ketenangan warga Muslim menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini," terangnya.

Dia berharap, Shindy Paul dapat menyampaikan penyesalannya dan dapat memohon maaf atas keteledorannya.

"Karena masalah ini telah masuk dalam ranah hukum, UKSW memandang bahwa aparat hukum dapat menangani kasus ini dengan baik sesuai prinsip dan sistem hukum yang berlaku di negeri ini," kata Neil.

Belajar dari kasus Shindy Paul ini, Neil mendorong pemerintah Indonesia dan segenap tokoh masyarakat untuk mengikis persoalan dengan bersama-sama membangun iklim berbangsa yang saling menghargai tanpa kecuali.

"Kami berpandangan bahwa fenomena penistaan agama yang mungkin muncul karena sikap-sikap beragama yang dangkal, fundamentalis, dan intoleran masih merupakan masalah yang cukup terbuka di Indonesia, tidak hanya dilakukan oleh Sdr. Shindy Paul. Pola perilaku seperti itu bagaimanapun mencederai rasa kebangsaan kita semua," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com